Who's Fransisca Betha?

Sunday 14 July 2013

Buah tomat menyembuhkan penyakit Kista pada wanita

Endrometriosis atau kista pada organ reproduksi perempuan merupakan problem kesehatan yang sering dialami. Kini ada cara alami untuk mengatasinya. Menurut penelitian, tomat dapat menyembuhkan Endometriosis.

Endometriosis adalah kista atau jaringan yang harusnya di dalam rahim namun tumbuh di tempat lain seperti saluran telur dan ovarium. Tumbuhnya kista tersebut membuat terganggunya siklus haid, tingkat kesuburan juga rasa sakit yang teramat sangat.

Telah banyak obat yang bisa dikonsumsi untuk mengatasi penyakit tersebut. Namun sayang bagi perempuan efeknya tak begitu baik. Biasanya obat-obatan tersebut dapat membuat kesuburan semakin berkurang sehingga biasanya mereka sulit mendapatkan keturunan.

Namun kini ada cara yang lebih alami untuk mengatasi peyakit tersebut. Yaitu dengan mengkonsumsi tomat. Para peneliti asal Amerika Serikat menemukan, tomat mengandung zat yang bernama Lycopene.

Lycopene adalah zat yang membuat warna merah pada tomat dan semangka. Zat tersebut bisa mengurangi aktifitas sel kista tersebut hingga 90 persen. Wow.

Tak hanya itu, seperti dikutip detikhot dari Dailymail, Jumat (14/11/2008), zat itu juga bisa mengurangi bekas luka setelah operasi, mengurangi aktifitas tumor jinak di dalam tubuh juga mengurangi keriput kulit.

Wednesday 10 July 2013

Persiapan, Persayaratan dan Tips Berpuasa Bagi Penderita Diabetes

Persiapan Puasa Bagi Penderita Diabetes

Puasa bukanlah halangan bagi penyandang diabetes melitus (DM) atau biasa disebut diabetesi. Hanyasaja, persiapan dan kedisplinan dalam memonitoring kadar gula darah secara berkala harus menjadi kewajiban utama yang perlu dipahami penderita diabetes berpuasa.

Penderita diabetes yang ingin puasa terbagi dalam empat golongan risiko, yaitu :

1. Resiko Paling Tinggi
  • Menderita DM tipe 1
  • Sedang hamil
  • Menjalani cuci darah
  • Gula darah sering turun mendadak (drop),dan mengalami ketoasidosis berulang. Ketoasidosis adalah salah satu komplikasi akut pasien DM yang terjadi karena kadar glukosa dalam darah sangat tinggi.
2. Resiko Tinggi

  • Mengalami gangguan ginjal
  • Tinggal sendiri
  • Sementara pemakai insulin atau sulfonilurea 
  • Orangtua yang sakit-sakitan. 
3. Resiko Sedang
  • Pasien DM terkontrol pemakai sulfonilurea atau glinid. 
4. Resiko Ringan
  • Diabetesi yang terkontrol dengan diet saja atau mengonsumsi metformin atau TZD.
Saat menjalankan puasa, pasien DM mesti mewaspadai adanya hipoglikemia atau gula darah terlalu rendah, juga hiperglikemia atau gula darah terlalu tinggi. Selain itu, mereka juga hati-hati jika terjadi ketoasidosis,di mana darah menjadi asam.Yang perlu diperhatikan adalah : ”Jangan sampai juga terjadi dehidrasi dan timbulnya bekuan di pembuluh darah”.
 
Bagaimana pengaturan makan para diabetesi? Saat sahur dan berbuka usahakan makan makanan yang sehat dan berimbang, menyegerakan berbuka dan melambatkan sahur, minum cukup minimal delapan gelas setiap hari,dan pilihan kalori mesti dibagi-bagi,yaitu 50% saat berbuka, 10% setelah tarawih, dan 40% saat sahur. 

Dalam memilih bahan makanan yang mengandung karbohidrat, pilih karbohidrat kompleks yang butuh pembakaran lama saat sahur, yaitu sekitar delapan jam.Jangan lupa kurangi hidangan berlemak dan perbanyak serat. Konsumsi obat tetap berlaku seperti biasa, namun waktunya disesuaikan, yaitu saat sahur, berbuka, atau sebelum tidur.
 
Selain pengaturan makanan, penderita DM diharapkan bisa tetap menjaga kondisi tubuhnya dengan melakukan aktivitas fisik. Diabetesi tetap boleh berolahraga dengan intensitas yang ringan, teratur, dan aman. Harap dicatat, olahraga atau latihan fisik yang terlampau berat dan menyedot energi besar, jadi sebaiknya dihindari. Cukup lakukan olahraga ringan menjelang berbuka.Salat tarawih sebenarnya juga merupakan salah satu bentuk olahraga.
 
Saat bulan penuh berkah ini, disarankan para penyandang DM untuk lebih rutin memeriksa gula darahnya. Cek gula darah dapat dilakukan saat sebelum sahur, dua jam sesudah sahur, sebelum berbuka puasa, dan dua jam sesudah buka. Jangan takut, periksa gula darah tidak membatalkan puasa.
 
Diabetesi mesti membatalkan puasa saat gula darah turun menjadi 60 mg/dl atau kurang. Juga, gula darah turun di sekitar 70 mg/dl pada jam-jam awal,terutama pemakai insulin, sulfonilurea atau glinid yang dipakai saat sahur.
 
Waspada jika gula darah naik lebih dari 300 mg/dl. Konseling pra-Ramadan sekitar dua sampai empat bulan sebelumnya bagi pasien DM amat diperlukan. Ini berguna untuk mengkaji kontrol metabolik, stratifikasi risiko, penyesuaian terapi untuk puasa, perawatan diri (self care), dan edukasi secara umum.
 
Persiapan puasa bagi para diabetesi sangat penting. Saat berpuasa, umumnya penyandang DM mengalami penurunan kadar gula darah. Mengingat pasien DM kekurangan hormon insulin, maka hormon yang kontrainsulin akan memicu tubuh kembali menaikkan gula darah. Akibatnya, timbul efek asam pada darah. Inilah alasan kenapa puasa pada pasien DM perlu diatur dan disiapkan secara matang.





Persyaratan Penderita Diabetes Berpuasa


Penyandang diabetes tidak boleh menganggap dirinya berbeda dengan orang yang non-diabetes. Sama saja, tetapi harus memerhatikan beberapa hal untuk menstabilkan kadar gula darah. Beberapa hal yang harus diwaspadai bagi penderita diabetes yang melakukan puasa di antaranya risiko gula darah terlalu rendah (hipoglikemia), gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia), darah menjadi asam, dan kekurangan cairan sehingga timbul bekuan di pembuluh darah.
 
Ini adalah hal-hal yang harus diwaspadai bagi mereka penderita diabetes yang ingin melakukan puasa. Masih ada waktu sebulan untuk mengontrol dan mengatur kestabilan kadar gula darah agar dapat berpuasa dengan fit. Pengaturan makan selama puasa pada penderita diabetes, perlu mendapat perhatian. Caranya adalah makan sehat dan seimbang, menyegerakan berbuka dan melambatkan sahur, minum cukup, porsi kalori (50 persen saat berbuka), 10 persen setelah tarawih, dan 40 persen saat sahur), dan kurangi asupan lemak, perbanyak serat.
 
Selama puasa, penting untuk penderita diabetes melakukan monitor gula darah. Selama ini, banyak pasien tidak mengecek gula darah karena ada anggapan akan membatalkan puasa. Padahal, periksa gula darah sama sekali tidak membatalkan puasa. Periksa gula darah perlu lebih ketat terutama saat ada gejala hipoglikemia dan hiperglikemia. Cek gula sebaiknya dilakukan sebelum sahur, 2 jam sesudah sahur, sebelum berbuka, dan 2 jam setelah buka puasa. 





Tips Berpuasa Penderita Diabetes


Sebelum menjalankan puasa, sebaiknya Anda melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter ahli. Pasalnya, makanan dan minuman saat sahur dan berbuka biasanya mengandung kadar gula dan kar- bohidrat yang tinggi. Diabetes bisa menjadi hambatan dalam menjalankan ibadah puasa apabila tidak berhati-hati. Disarankan penderita diabetes yang sudah menggunakan insulin tidak diwajibkan untuk berpuasa,karena ini bisa terjadi hipoglikemia, dan ini bahaya.

Penderita diabetes yang belum memiliki ketergantungan pada insulin, bisa berpuasa sebagaimana orang kebanyakan. Hal yang terpenting, jangan meminum obat peningkat insulin pada saat sahur,karena insulin yang meningkat tidak disertai asupan makan sesudahnya, dapat menyebabkan hipoglikemia. Obat insulin yang biasanya diminum pada pagi hari, pada saat puasa sangat dianjurkan untuk diminum pada saat berbuka saja.

Dihimbau agar makanan yang manis dan mengandung karbohidrat tinggi dijadikan menu berbuka puasa karena dapat mengembalikan energi yang hilang pada saat berpuasa. Buah kurma adalah contoh makanan berbuka yang baik, karena mengandung karbohidrat tinggi, namun sebaiknya tidak dimakan secara berlebihan juga.

Cadangan Energi
Pada saat sahur, penderita diabetes juga diimbau untuk banyak mengonsumsi makanan manis, untuk cadangan energi selama berpuasa, asal jangan berlebihan. Tetapi, sangat dianjurkan makanan manis diperoleh dari bahan makanan alami seperti buah-buahan. Banyak hal yang harus diperhatikan, seperti memprioritaskan pola makan sehat dengan mengonsumsi buah dan sayur mayur, mengukur kadar gula darah secara berkala, menyesuaikan jadwal pemberian obat, serta me ngenali gejala penurunan dan peningkatan gula darah. 

Bagi penderita diabetes, sebaiknya segera membatalkan puasa apabila gula darah turun menjadi 60 mg/dl. Sementara bagi pemakai insulin sulfonilurea atau glind bisa berbuka bila gula darah turun di sekitar 70 mg/dl di jam-jam awal atau gula darah naik lebih dari 300 mg/dl.

Tuesday 9 July 2013

Panduan Puasa Untuk Ibu Hamil

Ibu hamil tidak wajib berpuasa jika hal itu dikhawatirkan merugikan kesehatan diri dan bayinya. Mereka dapat meng-qadha (mengganti) puasa di hari lain di luar bulan Ramadhan. Namun, sejumlah survei menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil muslim di seluruh dunia memilih untuk berpuasa selama bulan suci ini.
Berpuasa secara umum tidak berbahaya bagi ibu hamil, terutama jika mereka sehat, tidak memiliki komplikasi kehamilan dan berada di trimester kedua. Beberapa studi menunjukkan hanya sedikit atau tidak ada pengaruh pada bayi baru lahir yang ibunya berpuasa. Skor APGAR dari bayi yang ibunya berpuasa dan tidak berpuasa tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Sebuah studi yang menggunakan data sensus dari Amerika Serikat, Irak dan Uganda, menemukan bahwa wanita hamil yang berpuasa cenderung memiliki bayi yang lebih kecil dan lebih rentan terhadap gangguan belajar di masa dewasa. Para peneliti dari Columbia University itu menemukan bahwa kecenderungan ini terutama pada ibu hamil yang berpuasa pada awal kehamilan dan selama musim panas ketika siang hari lebih panjang. Penelitian lain menemukan bahwa perbedaan berat lahir karena puasa itu sangat kecil, hanya sekitar 18 – 40 g. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah ada dampak negatif puasa terhadap kehamilan.

Tips berpuasa

Jika Anda adalah ibu hamil yang ingin berpuasa, bicarakanlah dengan dokter atau bidan Anda. Puasa bisa berbahaya jika Anda sudah mengalami dehidrasi dari mual dan muntah kehamilan (morning sickness) atau jika Anda memiliki kondisi medis seperti diabetes gestasional dan anemia. Anda mungkin diminta untuk lebih sering check-up selama berpuasa untuk memantau kesehatan Anda. Jika dokter atau bidan menyarankan untuk tidak berpuasa, ikuti sarannya.
Berikut adalah pedoman agar tetap sehat jika Anda memilih berpuasa Ramadhan:
  • Cegah dehidrasi dengan memperbanyak minum saat berbuka dan menghindari cuaca panas. Penyebab umum rasa tidak enak badan saat berpuasa adalah dehidrasi. Cobalah untuk minum sekitar 1,5 – 2 liter air atau cairan lainnya antara waktu buka dan sahur, dan hindari minuman berkafein seperti teh dan kopi. Kafein membuat Anda kehilangan lebih banyak air ketika Anda berkemih, sehingga Anda lebih rentan mengalami dehidrasi, terutama jika cuaca panas.
  • Hindari berbuka dengan banyak minuman manis yang meningkatkan kadar gula darah dengan cepat. Gula darah Anda kemudian dapat turun dengan cepat, yang membuat Anda merasa lemas dan pusing. Pilih makanan yang melepaskan energi secara perlahan untuk berbuka, seperti kurma, kacang hijau atau kolak.
  • Untuk sahur, pilih makanan yang melepaskan energi secara perlahan yang mengandung karbohidrat kompleks, seperti biji-bijian dan umbi-umbian, dan makanan kaya serat, seperti kacang-kacangan, sayuran dan buah-buahan. Makanan kaya serat juga membantu untuk mencegah sembelit.
  • Waktu berbuka dan sahur, pastikan Anda mendapatkan banyak protein dari kedelai, kacang-kacangan,  ikan, daging dan telur.  Hal ini akan membantu pertumbuhan bayi Anda.
  • Cobalah untuk tidak berjalan jauh atau membawa beban berat. Kurangi pekerjaan rumah tangga dan tanggung jawab lainnya.
  • Tetap tenang dan hindari situasi stres. Perubahan rutinitas, perut kosong, serta jadwal makan, minum dan tidur yang berubah dapat menyebabkan stres. Ibu hamil yang berpuasa selama bulan Ramadhan diketahui memiliki tingkat hormon stres kortisol yang lebih tinggi dalam darah mereka dibandingkan wanita yang tidak berpuasa.

Tanda peringatan

Pertimbangkan untuk menghentikan berpuasa jika Anda mengalami salah satu atau beberapa tanda berikut:
  • Anda merasa lemas, pusing atau sakit kepala, yang mungkin disertai demam. Pusing atau sakit kepala adalah pertanda bahwa otak Anda tidak mendapatkan cukup aliran darah dan oksigen. Jika istirahat selama setengah jam tidak membuat Anda lebih baik,  minumlah sampai Anda merasa lebih baik. Jika air putih tidak bekerja, Anda mungkin perlu elektrolit dan nutrisi di dalamnya, seperti oralit, air kelapa, minuman olahraga, jus atau makanan. Pilihlah makanan ringan yang kaya karbohidrat seperti roti atau biskuit sebelum Anda mengisi perut dengan makan besar.
  • Anda mulai mengalami kontraksi rahim. Dehidrasi dapat menyebabkan kontraksi yang dapat berujung pada persalinan prematur bila terjadi dalam trimester terakhir. Jika kontraksi tidak berhenti dengan istirahat dan meminum cairan, hubungi dokter atau bidan atau pergi ke rumah sakit.
  • Anda mengalami mual dan muntah.
  • Anda merasakan perubahan nyata dalam gerakan bayi Anda, yaitu bayi Anda menjadi kurang atau lebih bergerak (lebih sering menendang-nendang).
  • Anda tidak mendapatkan kenaikan berat badan yang cukup atau bahkan kehilangan berat badan. Gunakan kalkulator berikut untuk mengetahui kenaikan berat badan yang diharapkan selama kehamilan.
  • Anda merasa sangat haus, lebih jarang buang air kecil, atau urin Anda berwarna gelap/pekat dan berbau tajam. Ini adalah tanda dehidrasi, yang membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih dan komplikasi lainnya.
sumber: www.majalahkesehatan.com

Monday 8 July 2013

PAROTITIS (Gondongan)

Definisi Parotitis
Penyakit Gondongan (Mumps atau Parotitis) adalah suatu penyakit menular dimana sesorang terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah. Penyakit gondongan tersebar di seluruh dunia dan dapat timbul secara endemik atau epidemik, Gangguan ini cenderung menyerang anak-anak  dibawah usia 15 tahun (sekitar 85% kasus). Parotitis  ialah penyakit virus akut yang biasanya menyerang kelenjar ludah terutama kelenjar parotis (sekitar 60% kasus).  Gejala khas yaitu pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis.  Pada saluran kelenjar ludah terjadi kelainan berupa pembengkakan sel epitel, pelebaran dan penyumbatan saluran. Pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem saraf pusat, pankreas, prostat, payudara dan organ lainnya. Adapun mereka yang beresiko besar untuk menderita atau tertular penyakit ini adalah mereka yang menggunakan atau mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk menekan hormon kelenjar tiroid dan mereka yang kekurangan zat Iodium dalam tubuh
penyakit gondong (mumps, parotitis) dapat ditularkan melalui:
  1. Kontak langsung
  2. Percikan ludah (droplet)
  3. Muntahan
  4. Bisa pula melalui air kencing
Tidak semua orang yang terinfeksi mengalami keluhan, bahkan sekitar 30-40%  penderita tidak menunjukkan tanda-tanda sakit (subclinical). Mereka dapat menjadi sumber penularan seperti halnya penderita parotitis yang nampak sakit. Masa tunas (masa inkubasi) parotitis sekitar 14-24 hari dengan rata-rata 17-18 hari.

Etiologi Parotitis
Agen penyebab parotitis epidemika adalah anggota dari kelompok paramyxovirus, yang juga termasuk didalamnya virus parainfluenza, measles, dan virus newcastle disease.  Ukuran dari partikel paramyxovirus sebesar 90 – 300 mµ.  Virus telah diisolasi dari ludah, cairan serebrospinal, darah, urin, otak dan jaringan terinfeksi lain. Mumps merupakan virus RNA rantai tunggal genusRubulavirus subfamily Paramyxovirinae dan family Paramyxoviridae. Virus mumps mempunyai 2 glikoprotein yaitu hamaglutinin-neuramidase dan perpaduan protein. Virus ini juga memiliki dua komponen yang sanggup memfiksasi, yaitu : antigen S atau yang dapat larut (soluble) yang berasal dari nukleokapsid dan antigen V yang berasal dari hemaglutinin permukaan.
Virus ini aktif dalam lingkungan yang kering tapi virus ini hanya dapat bertahan selama 4 hari pada suhu ruangan.  Paramyxovirus dapat hancur pada suhu <4 ºC, oleh formalin, eter, serta pemaparan cahaya ultraviolet selama 30 detik. Virus masuk dalam tubuh melalui hidung atau mulut.Virus bereplikasi pada mukosa saluran napas atas kemudian menyebar ke kalenjar limfa local dan diikuti viremia umum setelah 12-25 hari (masa inkubasi) yang berlangsung selama 3-5 hari. Selanjutnya lokasi yang dituju virus adalah kalenjar parotis, ovarium, pancreas, tiroid, ginjal, jantung atau otak. Virus masuk ke system saraf pusat melalui plexus choroideus lewat infeksi pada sel mononuclear. Masa penyebaran virus ini adalah 2-3 minggu melalui dari ludah, cairan serebrospinal, darah, urin, otak dan jaringan terinfeksi lain. Virus dapat diisolasi dari saliva 6-7 hari sebelum onset penyakit dan 9 hari sesudah munculnya pembengkakan pada kalenjar ludah. Penularan terjadi 24 jam sebelum pembengkakan kalenjar ludah dan 3 hari setelah pembengkakan menghilang

Klasifikasi Parotitis
a. Parotitis Kambuhan
Anak-anak mudah terkena parotitis kambuhan yang timbul pada usia antara 1 bulan hingga akhir masa kanak-kanak.Kambuhan berarti sebelumnya anak telah terinfeksi virus kemudian kambuh lagi.
b. Parotitis Akut
Parotitis akut ditandai dengan rasa sakit yang mendadak, kemerahan dan pembengkakan pada daerah parotis. Dapat timbul sebagai akibat pasca-bedah yang dilakukan pada penderita terbelakang mental dan penderita usia lanjut, khususnya apabila penggunaan anestesi umum lama dan adanya gangguan dehidrasi.

Manifestasi Klinis Parotitis
Tidak semua orang yang terinfeksi oleh virus Paramyxovirus mengalami keluhan, bahkan sekitar 30-40% penderita tidak menunjukkan tanda-tanda sakit (subclinical). Namun demikian mereka sama dengan penderita lainnya yang mengalami keluhan, yaitu dapat menjadi sumber penularan penyakit tersebut. Masa tunas (masa inkubasi) penyakit Gondong sekitar 12-24 hari dengan rata-rata 17-18  hari. Adapun tanda dan gejala yang timbul setelah terinfeksi dan berkembangnya masa tunas dapat digambarkan sebagai berikut :
  1. Pada tahap awal (1-2 hari) penderita Gondong mengalami gejala: demam (suhu badan 38,5 – 40 derajat celcius), sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, nyeri rahang bagian belakang saat mengunyah dan adakalanya disertai kaku rahang (sulit membuka mulut).
  2. Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis) yang diawali dengan pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar mengalami pembengkakan.
  3. Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3 hari kemudian berangsur mengempis.
  4. Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar di bawah rahang (submandibula) dan kelenjar di bawah lidah (sublingual). Pada pria dewasa adalanya terjadi pembengkakan buah zakar (testis) karena penyebaran melalui aliran darah.

Patofisiologi Parotitis
Pada umumnya penyebaran paramyxovirus sebagai agent penyebab parotitis (terinfeksinya kelenjar parotis) antara lain akibat:
  1. Percikan ludah
  2. Kontak langsung dengan penderita parotitis lain
  3. Muntahan
  4. urine
Virus tersebut masuk tubuh bisa melalui hidung atau mulut. Biasanya kelenjar yang terkena adalah kelenjar parotis. Infeksi akut oleh virus mumps pada kelenjar parotis dibuktikan dengan adanya kenaikan titer IgM dan IgG secara bermakna dari serum akut dan serum konvalesens. Semakin banyak penumpukan virus di dalam tubuh sehingga terjadi proliferasi di parotis/epitel traktus respiratorius kemudian terjadi viremia (ikurnya virus ke dalam aliran darah) dan selanjutnya virus berdiam di jaringan kelenjar/saraf yang kemudian akan menginfeksi glandula parotid. Keadaan ini disebut parotitis.
Akibat terinfeksinya kelenjar parotis maka dalam 1-2 hari akan terjadi demam, anoreksia, sakit kepala dan nyeri otot.  Kemudian dalam 3 hari terjadilah pembengkakan kelenjar parotis yang mula-mula unilateral kemudian bilateral, disertai nyeri rahang spontan dan sulit menelan. Pada manusia selama fase akut, virus mumps dapat diisoler dari saliva, darah, air seni dan liquor. Pada pankreas kadang-kadang terdapat degenerasi dan nekrosis jaringan.
Komplikasi klinis
Komplikasinya meliputi septicemia, osteomielitis mandibular, ekstensi fasial, obstruksi jalan napas, mediastinitis, thrombosis vena jugulris interna, dan disfungsi nervus fasialis. Gondongan telah dilaporkan menyebabkan meningoensefalitis, pankretitis, orkitis, miokarditis, perikarditis, arthritis, dan nefritis.
Hampir semua anak yang menderita gondongan akan pulih total tanpa penyulit,  tetapi kadang gejalanya kembali memburuk setelah sekitar 2 minggu. Keadaan seperti ini dapat menimbulkan komplikasi, dimana virus dapat menyerang organ selain kelenjar liur. Hal tersebut mungkin terjadi terutama jika infeksi terjadi setelah masa pubertas.
Dibawah ini komplikasi yang dapat terjadi akibat penanganan atau pengobatan yang  kurang dini  :
1. Meningoensepalitis
Penderita mula-mula menunjukan gejala nyeri kepala ringan, yang kemudian disusul oleh muntah-muntah, gelisah dan suhu tubuh yang tinggi (hiperpireksia). Komplikasi ini merupakan komplikasi yang sering pada anak-anak.
2. Ketulian
Tuli saraf dapat terjadi unilateral, jarang bilateral walaupun insidensinya rendah (1:15.000), parotitis adalah penyebab utama tuli saraf unilateral, kehilangan pendengaran mungkin sementara atau permanen.
3. Orkitis
Peradangan pada salah satu atau kedua testis. Setelah sembuh, testis yang terkena mungkin akan menciut. Jarang terjadi kerusakan testis yang permanen Sehingga kemandulan dapat terjadi pada masa setelah puber dengan gejala demam tinggi mendadak, menggigil mual, nyeri perut bagian bawah, gejala sistemik, dan sakit pada testis.  Testis paling sering terinfeksi dengan atau tanpa epidedimitis.  Bila testis terkena infeksi maka terdapat perdarahan kecil.  Orkitis biasanya menyertai parotitis dalam 8 hari setelah parotitis.  Keadaan ini dapat berlangsung dalam 3 – 14 hari. Testis yang terkena menjadi nyeri dan bengkak dan kulit sekitarnya bengkak dan merah.  Rata-rata lamanya 4 hari. Sekitar 30-40% testis yang terkena menjadi atrofi.  Gangguan fertilitas diperkirakan sekitar 13%.  Tetapi infertilitas absolut jarang terjadi.
5. Ensefalitis atau Meningitis
Peradangan otak atau selaput otak. Gejalanya berupa sakit kepala, kaku kuduk, mengantuk, koma atau kejang. 5-10% penderita mengalami meningitis dan kebanyakan akan sembuh total. 1 diantara 400-6.000 penderita yang mengalami ensefalitis cenderung mengalami kerusakan otak atau saraf yang permanen, seperti ketulian atau kelumpuhan otot wajah.
6. Ooforitis
Timbulnya nyeri dibagian pelvis ditemukan pada sekitar 7% pada penderita wanita pasca pubertas
7. Pankreatitis
Peradangan pankreas, bisa terjadi pada akhir minggu pertama. Penderita merasakan mual dan muntah disertai nyeri perut. Gejala ini akan menghilang dalam waktu 1 minggu dan penderita akan sembuh total. Nyeri perut sering ringan sampai sedang muncul tiba-tiba pada parotitis.  Biasanya gejala nyeri epigastrik disertai dengan pusing, mual, muntah, demam tinggi, menggigil, lesu, merupakan tanda adanya pankreatitis akibat mumps.
8. Nefritis
Kadang-kadang kelainan fungsi ginjal terjadi pada setiap penderita dan viruria terdeteksi pada 75%.  Frekuensi keterlibatan ginjal pada anak-anak belum diketahui.  Nefritis yang mematikan, terjadi 10-14 hari sesudah parotitis. Nefritis ringan dapat terjadi namun jarang. Dapat sembuh sempurna  tanpa meninggalkan kelainan pada ginjal.Tiroiditis
Walaupun tidak biasa, pembengkakan tiroid yang nyeri dan difus dapat terjadi pada umur sekitar 1 minggu sesudah mulai parotitis dengan perkembangan selanjutnya antibodi antitiroid pada penderita.
      9.   Miokarditis
Manifestasi jantung yang serius sangat jarang terjadi, tetapi infeksi ringan miokardium mungkin lebih sering daripada yang diketahui. Miokarditis ringan dapat terjadi dan muncul 5–10hari pada parotitis. Gambaran elektrokardiografi dari miokarditis  seperti depresi segmen S-T, flattening atau inversi gelombang T. Dapat disetai dengan takikardi, pembesaran jantung dan bising sistolik.
10.  Artritis
Jarang ditemukan pada anak-anak. Atralgia yang disertai dengan pembengkakan dan kemerahan sendi biasanya penyembuhannya sempurna. Manifestasi lain yang jarang tapi menarik pada parotitis adalah poliarteritis yang sering kali berpindah-pindah. Gejala sendi mulai 1-2minggu setelah berkurangnya parotitis. Biasanya yang terkena adalah sendi besar khususnya paha atau lutut. Penyakit ini berakhir 1-12 minggu dan sembuh sempurna.
11.  Kelainan pada mata
Komplikasi ini meliputi dakrioadenitis, pembengkakan yang nyeri, biasanya bilateral, dari kelenjar lakrimalis; neuritis optik (papillitis) dengan gejala-gejala bervariasi dari kehilangan penglihatan sampai kekaburan ringan dengan penyembuhan dalam 10–20 hari; uveokeratitis, biasanya unilateral dengan fotofobia, keluar air mata, kehilangan penglihatan cepat dan penyembuhan dalam 20 hari;  skleritis, tenonitis, dengan akibat eksoftalmus; trombosis vena sentral.

Pemeeriksaan Diagnostik
a.  Darah rutin
Tidak spesifik, gambarannya seperti infeksi virus lain, biasanya leukopenia ringan yakni kadar leukosit dalam satu liter darah menurun. Normalnya leukosit dalam darah adalah 4 x 109 /L darah .dengan limfositosis relatif, namun komplikasi sering menimbulkan leukositosis polimorfonuklear tingkat sedang.
b.  Amilase serum
Biasanya ada kenaikan amilase serum, kenaikan cenderung dengan pembengkakan parotis dan kemudian kembali normal dalam kurang lebih 2 minggu. Kadar amylase normal dalam darah adalah 0-137 U/L darah.
c.  Pemeriksaan serologis
Ada tiga pemeriksaan serologis yang dapat dilakukan untuk menunjukan adanya infeksi virus, yaitu:
1.      Hemaglutination inhibition (HI) test
Uji ini menerlukan dua spesimen serum, satu serum dengan onset cepat dan serum yang satunya di ambil pada hari ketiga.  Jika perbedaan titer spesimen 4 kali selama infeksi akut, maka kemungkinannya  parotitis.
2.      Neutralization (NT) test
Dengan cara mencampur serum penderita dengan medium untuk biakan fibroblas embrio anak ayam dan kemudian diuji apakah terjadi hemadsorpsi. Pengenceran serum yang mencegah terjadinya hemadsorpsi dinyatakan oleh titer antibodi parotitis epidemika.  Uji netralisasi asam serum adalah metode yang paling dapat dipercaya untuk menemukan imunitas tetapi tidak praktis dan tidak mahal.
3.Complement – Fixation (CF) test
Tes fiksasi komplement dapat digunakan untuk menentukan jumlah respon antibodi terhadap komponen antigen S dan V bagi diagnosa infeksi parotitis epidemika akut. Antibodi terhadap antigen V mencapai titer puncak dalam 1 bulan dan menetap selama 6 bulan berikutnya dan kemudian  menurun secara lambat 2 tahun sampai suatu jumlah yang rendah dan tetap ada.  Peningkatan 4 kali lipat dalam titer dengan analisis standar apapun menunjukan infeksi yang baru terjadi.  Antibodi terhadap antigen S timbul cepat, sering mencapai maksimum dalam satu minggu setelah timbul gejala, hilang dalam 6 sampai 12 minggu.
d.  Pemeriksaan Virologi
Isolasi virus jarang sekali digunakan untuk diagnosis. Isolasi virus  dilakukan dengan biakan virus yang terdapat dalam saliva, urin, likuor serebrospinal atau darah. Biakan dinyatakan positif jika terdapat hemardsorpsi dalam biakan yang diberi cairan fosfat-NaCl dan tidak ada pada biakan yang diberi serum hiperimun

Penatalaksanaan Parotitis
Parotitis merupakan penyakit yang bersifat self-limited (sembuh/hilang sendiri) yang berlangsung kurang lebih dalam satu minggu. Tidak ada terapi spesifik bagi infeksi virus “Mumps” oleh karena itu pengobatan parotitis seluruhnya simptomatis dan suportif.
Pasien dengan parotitis harus ditangani dengan kompres hangat, sialagog seperti tetesan lemon, dan pijatan parotis eksterna. Cairan intravena mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi karena terbatasnya asupan oral. Jika respons suboptimal atau pasien sakit dan mengalami dehidrasi, maka antibiotik intravena mungkin lebih sesuai.
Berikut tata laksana yang sesuai dengan kasus yang diderita:
1.  Penderita rawat jalan
Penderita baru dapat dirawat jalan bila tidak ada komplikasi (keadaan umum cukup baik).
a. Istirahat yang cukup, di berikan kompres.
b. Pemberian diet lunak dan cairan yang cukup
c. Kompres panas dingin bergantian
d. Medikamentosa
Analgetik-antipiretik bila perlu
-          metampiron : anak > 6 bulan 250 – 500 mg/hari maksimum 2 g/hari
-          parasetamol  : 7,5 – 10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis
-          hindari pemberian aspirin pada anak karena pemberian aspirin berisiko menimbulkan Sindrom Reye yaitu sebuah penyakit langka namun mematikan. Obat-obatan anak yang terdapat di apotik belum tentu bebas dari aspirin. Aspirin seringkali disebut juga sebagai “salicylate“ atau “acetylsalicylic acid“.
2.  Penderita rawat inap
Penderita dengan demam tinggi, keadaan umum lemah, nyeri kepala
hebat, gejala saraf perlu rawat inap diruang isolasi
a.  Diet lunak, cair dan TKTP
b.  Analgetik-antipiretik
c. Berikan kortikosteroid untuk mencegah komplikasi
3.  Tatalaksana untuk komplikasi yang terjadi
a.  Encephalitis
simptomatik untuk encephalitisnya. Lumbal pungsi berguna untuk mengurangi sakit kepala.
b.  Orkhitis
-   istrahat yang cukup
-   pemberian analgetik
- sistemik kortikosteroid (hidrokortison, 10mg /kg/24 jam, peroral, selama 2-4 hari
c.  Pankreatitis dan ooporitis
Simptomatik saja

Pencegahan
Pencegahan terhadap parotitis epidemika dapat dilakukan secara imunisasi pasif dan imunisasi aktif.
1. Pasif
Gamma globulin parotitis tidak efektif dalam mencegah parotitis atau mengurangi komplikasi.
2. Aktif
Dilakukan dengan memberikan vaksinasi dengan virus parotitis epidemika yang hidup tapi telah dirubah sifatnya (Mumpsvax-merck, sharp and dohme) atau diberikan subkutan pada anak berumur 15 bulan.  Vaksin ini tidak menyebabkan panas atau reaksi lain dan tidak menyebabkan ekskresi virus dan tidak menular.  Menyebabkan imunitas yang lama dan dapat diberikan bersama vaksin campak dan rubella (MMR yakni vaksin Mumps, Morbili, Rubella). Pemberian vaksinasi dengan virus “mumps”, sangat efektif dalam menimbulkan peningkatan bermakna dalam antibodi “mumps” pada individu yang seronegatif sebelum vaksinasi dan telah memberikan proteksi 15 sampai 95 %.  Proteksi yang baik sekurang-kurangnya selama 12 tahun dan tidak mengganggu vaksin terhadap morbili, rubella, dan poliomielitis atau vaksinasi variola yang diberikan serentak.
Kontraindikasi: Bayi dibawah usia 1 tahun karena efek antibodi maternal; Individu dengan riwayat hipersensitivitas terhadap komponen vaksin;  demam akut; selama kehamilan; leukimia dan keganasan; limfoma;  sedang diberi obat-obat imunosupresif, alkilasi dan anti metabolit; sedang mendapat radiasi.
Belum diketahui apakah vaksin akan mencegah infeksi bila diberikan setelah pemaparan, tetapi tidak ada kontraindikasi bagi penggunaan vaksin “Mumps” dalam situasi ini

sumber:  http://emirzanurwicaksono.blog.unissula.ac.id/2013/03/02/parotitis/

Thursday 4 July 2013

AEDES AEGYPTI nyamuk pembawa virus Dengue penyebab DBD

Aedes aegypti 

Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakit demam berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakit demam berdarah.

 Ciri morfologi

Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan gari-garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang.

Perilaku dan siklus hidup


Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini.
Infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang mengarah pada peningkatan kompetensi vektor, yaitu kemampuan nyamuk menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk kurang handal dalam mengisap darah, berulang kali menusukkan proboscis nya, namun tidak berhasil mengisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya, risiko penularan virus menjadi semakin besar.
Di Indonesia, nyamuk A. aegypti umumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak genangan air bersih dalam bak mandi ataupun tempayan. Oleh karena itu, jenis ini bersifat urban, bertolak belakang dengan A. albopictus yang cenderung berada di daerah hutan berpohon rimbun (sylvan areas).
Nyamuk A. aegypti, seperti halnya culicines lain, meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individual. Telur berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung.
Telur Aedes aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan kering. Jika terendam air, telur kering dapat menetas menjadi larva. Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya. Kondisi larva saat berkembang dapat memengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva yang melebihi ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk dewasa yang cenderung lebih rakus dalam mengisap darah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan nutrisi menghasilkan nyamuk-nyamuk.

Pengendalian vektor

 

Cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan mengendalikan populasi dan penyebaran vektor.
Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur.
  • Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada dinding bak mandi.
  • Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki akses ke tempat itu untuk bertelur.
  • Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur.
Beberapa cara alternatif pernah dicoba untuk mengendalikan vektor dengue ini, antara lain mengintroduksi musuh alamiahnya yaitu larva nyamuk Toxorhyncites sp. Predator larva Aedes sp. ini ternyata kurang efektif dalam mengurangi penyebaran virus dengue.
Sebuah penelitian melepas Aedes aegypti yang terinfeksi bakteri lalat buah disebut Wolbachia. Bakteri membuat nyamuk kurang mampu membawa virus demam berdarah sehingga membatasi penularan demam berdarah jika meluas dalam populasi nyamuk. Pada prinsipnya Wolbachia dapat menyebar secepat nyamuk jantan yang terinfeksi menghasilkan keturunan dengan Wolbachia menginfeksi wanita.
Penggunaan insektisida yang berlebihan tidak dianjurkan, karena sifatnya yang tidak spesifik sehingga akan membunuh berbagai jenis serangga lain yang bermanfaat secara ekologis. Penggunaan insektisida juga akhirnya memunculkan masalah resistensi serangga sehingga mempersulit penanganan di kemudian hari.

Sumber:  http://id.wikipedia.org/wiki/Aedes_aegypti

 


(CALON) AYAH ASI adalah dambaan setiap (CALON) BUNDA


Nggak kebayang nih, di jaman yg udah canggih begini, klo ada ibu yg baru melahirkan masih ada yg menanyakan "klo ASI-ku belum keluar selama 3 hari pasca melahirkan, gimana itu? apakah aku harus memberikan sufor (susu formula)?" nah loh! salah siapa?? salah bundanya kah? atau salah suaminya yg sama2 ga tau apa2 ?? ga pengen kan jadi orangtua baru yg serba "kaget" dg kondisi yg baru? Bagi pria & wanita yang sudah memasuki usia reproduksi sehat ada baiknya pro-aktif memperkaya pengetahuan sebagai bekal saat berkeluarga nanti.

Bahwa memberikan ASI pada bayi bukan hanya tugas & tanggungjawab seorang Ibu saja tetapi juga membutuhkan peran serta dan dukungan dari suami. Maka bukan hal yang sia-sia bagi para calon ayah ataupun yang sudah menjadi ayah untuk mencari tau informasi tentang ASI. Jadilah suami yang cerdas & siaga.

"Tau apa sih bapak2 ini ttg ASI. Soal menyusui kan kan urusan perempuan. Bapak2 yg aneh!"
Waah, klo masih brpikiran spt itu, udah ketinggalan jaman banget. Hari gini, siapapun yg tidak tau ttg kehebatan ASI dan tidak mendukung seorang Ibu menyusui bayinya, well dialah yg aneh.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa keberhasilan/kegagalan pemberian ASI adalah 50% keberhasilan/kegagalan ayah juga. So, di dunia yg semakin canggih ini seorang ayah tidak saja perlu tahu cara kerja gadget/smartphone terbaru, tetapi juga cara kerja hormon prolaktin dan oksitosin ketika istrinya sedang menyusui. Dan tau persis apa peran suami terhadap proses menyusui, peran dalam segala hal-hal yang menyangkut reproduksi suami maupun istri.
(calon) suami yg keren itu adalah... yang tau dan mendukung segala hal tentang ASI kepada istrinya.
(calon) suami yg cinta anak itu adalah... yang mulai mempelajari pentingnya ASI untuk mereka yg akan meneruskan jejak hidup sang ayahnya.

Siklus kehidupan dimulai dari bersatunya energi feminim dan maskulin (seks) --> kehamilan --> persalina n --> menyusui --> menjadi orangtua, merupakan satu lingkaran yg tidak terputus dan setiap titik menentukan kualitas mata rantai berikutnya. Umumnya para pria hanya meminati titik pertama (seks) dan hampir buta total akan tahapan selanjutnya, hingga tiba2 mendapati diri mereka sebagai seorang Ayah baru yg kebingungan, karena semua tahap lainnya dianggap urusan wanita saja. Sungguh ironis jika di jaman sekarang masih ada yang berpikiran seperti itu. Andai (calon) Ayah ASI mau mulai membuka mata, hati dan kesadaran bahwa hidup ini sakral, mulia dan patut dirawat dg cinta dan kewarasan. Terutama bagi sesama Ayah, mari kembalikan pengertian bahwa maskulinitas bukanlah sekedar menjadi keren, jagoan, dan sukses, namun menjadi pria yg memahami artinya melindungi, memimpin, dan mencintai keluarga. Perjalanan ini bisa diawali dg mulai memperlajari pentingnya ASI untuk tumbuh kembang fisik, psikologis, dan spiritual bagi mereka yg akan meneruskan jejak hidup sang Ayah....

Sebagai Ayah.. Terbangun di malam hari untuk membantu istri itu sudah harga mati !!!
Hal pentingnya adalah membuat si ibu tenang dan bahagia agar produksi ASI slalu lancar. So, penggantian popok seharusnya bisa dilakukan secara bergiliran agar si ibu bisa beristirahat cukup dan tidak repot sendirian. Dan yang bs dilakukan Ayah adalah menyendawakan si bayi setelah disusui. Berpelukan skin to skin (tanpa pakaian), percaya atau tidak, hanya dlm hitungan menit, sendawa tsb segera terjadi. Bonding antara Ayah n anak adalah hal yg begitu romantis bagi seorang Ayah. Untuk mencapai perilaku tersebut tentu didasari oleh pengetahuan & kesadaran si Ayah terlebih dahulu mengenai betapa pentingnya ASI dan sejauh mana peran ayah dalam mendukung ibu menyusui. Jika sudah mencapai pada tahap itu, barulah si Ayah dapat disebut "Ayah ASI"

Jangan segan bagi ayah untuk ikut masuk dalam ruang konsultasi saat istri berkunjung ke bidan atau dokter Obsgyn. Ini jaman pro aktif. Educating for better parenting itu sangat diperlukan untuk menunjang tumbuh kembang anak. Dan tentu saja ini perlu kerjasama dari kedua orangtua.

Andai semua (calon) ayah & ibu itu ter-edukasi dengan baik ,bahwa: bayi baru lahir dan tanpa komplikasi masih membawa 'ransum' dari rahim dan bahkan masih sanggup bertahan 3x24 jam tanpa asupan apapun, bahwa sudah jadi sifat ASI awal yg berwarna kekuningan (kolostrum) hanya diproduksi sedikit (tp sangat bermanfaat untuk diberikan!), bahwa lambung bayi baru lahir besarnya hanya sebesar gundu dan untuk itu tidak apa2 jika cuma perlu ASI sesendok teh, bahwa organ cerna bayi yang baru lahir dan belum sempurna itu hanya bisa disempurnakan fungsinya oleh ASI.

Andai juga mereka tahu beratnya kerja organ cerna bayi akibat segala zat tambahan (fortifikasi) dalam sufor (susu formula), belum lagi probabilitas tercemarnya bakteri/virus baik dalam sufor sendiri maupun dalam media dan proses saat kita menyuguhkannya ke bayi.

Andaikan para (calon) ayah & ibu tahu caranya memijat payudara, mengompres, sampai mencoba memerah dengan teknik marmet yang benar; tentu sejak awal, meskipun setetes demi setetes pastilah cairan emas itu keluar. Disini ayah bisa berperan dalam melakukan pijat oksitosin sebagai proses pembentukan ASI. Sungguh bentuk kerjasama yang baik bukan?

Andai semua (calon) ayah & ibu tahu pentingnya perlekatan yang baik dan benar; yang akan mengurangi peluang lecet, mendorong peningkatan produksi ASI sekaligus membuat bayi kian senang berlama-lama 'nemplok' di dada ibu. Disini ayah dapat berperan dalam mendukung proses perlekatan, ikut membelai dan mendampingi ibu.

Andai semua (calon) ayah & ibu tahu bahwa lelah dan sakit usai melahirkan itu harus dilawan, bahkan dikalahkan dengan cara terus menerus menyusui bayi sesering mungkin atau minimal 1-2 jam sekali; yang akan secara bertahap membuat otak terus2an memerintahkan prolaktin untuk berproduksi, dan menyiapkan 'gudang ASI' di area areola untuk siap menampung hasilnya. Disini ayah dapat berperan memberikan motivasi dan semangat bagi ibu, mendampingi dan sama-sama saling menciptakan suasana yang mendukung.

Andai semua (calon) ayah & ibu mau belajar menghipnosis dirinya sendiri dengan sugesti positif ke alam bawah sadarnya; bahwa "ASI saya pasti cukup"; sebab produksi dan sekresi ASI selalu dan selamanya adalah 'mind game'; what you think is what you will be. Disini peran ayah juga bisa sebagai hypnoterapist yang paling mujarab bagi istri dengan memberikan mindset positif mengenai keyakinan ibu bahwa proses menyusui itu pasti akan berhasil, dan saya(ayah) akan selalu menemani dalam melaluinya bersama demi buah hati kita. Sunggung tidak hanya romantis, namun juga sosok ayah yg bertanggung jawab dan mengayomi. Andai saja, semua lelaki bernama 'Ayah' pun tahu hal yang sama, lalu dengan segenap tenaga berusaha mendukung tuk terus menyemangati si ibu.

Dan tidak terkecuali seorang ibu yang berprofesi sebagai petugas kesehatan sekalipun, tetap memerlukan Ayah cerdas, ayah ASI juga!

Andai semua Ibu dan Ayah sudah sejauh itu tahu, jauh sebelum mereka memikul amanah berupa satu nyawa yaitu anak, betapa beruntungnya seluruh bayi dan ibu karena memiliki ayah yang cerdas dan bertanggungjawab.
Dan betapa berterimakasihnya negri ini karena mereka telah menyumbangkan calon generasi penerus bangsa yang berkualitas sejak dini.
Betapa berterimakasihnya negri ini karena secara tidak langsung akan berpengaruh pula terhadap perbaikan kondisi perekonomian karena setiap ibu melahirkan tidak perlu banyak keluar biaya dan repot2 membeli susu formula, dan mengurangi budget berobat karena bayi dengan ASI ekslusif dan menyusui sampai 2th adalah bekal antibody yang sungguh luar biasa.
Serta masih banyak keuntungan2 lain dibalik semua itu :)

-salam ASI-
sumber:  https://www.facebook.com/ayahasi?fref=ts

Penyakit Autoimun : LUPUS



Definisi dan Jenis Lupus

Lupus adalah suatu kondisi yang dikarakteristikkan oleh peradangan kronis dari jaringan-jaringan tubuh yang disebabkan oleh penyakit autoimun. Penyakit-penyakit autoimun adalah penykit-penyakit yang terjadi ketika jaringan-jaringan tubuh diserang oleh sistim imunnya sendiri. Sistim imun adalah suatu sistim yang kompleks didalam tubuh yang dirancang untuk memerangi/melawan agen-agen yang menular, contohnya, bakteri-bakteri, dan penyerbu-penyerbu asing lainnya. Salah satu dari mekanisme yang digunakan oleh sistim imun untuk melawan infeksi-infeksi adalah produksi dari antibodi-antibodi. Pasien-pasien dengan lupus memproduksi antibodi-antibodi yang abnormal didalam darahnya yang mentargetkan jaringan-jaringan didalam tubuhnya sendiri dari pada agen-agen menular asing. Karena antibodi-antibodi dan sel-sel peradangan yang mendampinginya dapat melibatkan jaringan-jaringan dimana saja didalam tubuh, lupus mempunyai potensi untuk mempengaruhi beragam area-area tubuh. Kadangkala lupus dapat menyebabkan penyakit kulit, jantung, paru-paru, ginjal, persendian-persendian, dan/atau sistim syaraf. Ketika hanya kulit yang terlibat, kondisi ini disebut lupus diskoid (discoid lupus). Ketika organ-organ internal yang terlibat, kondisi ini disebut lupus sistemik eritematosus (systemic lupus erythematosus, SLE).
Kedua-duanya lupus diskoid dan lupus sistemik adalah lebih umum pada wanita dari pada pria (kira-kira delapan kali lebih umum). Penyakit dapat mempengaruhi semua umur namun paling umum mulai dari umur 20 hingga umur 45. Lebih sering pada oranr-orang Amerika keturunan Afrika dan orang-orang keturunan China dan Jepang.

Penyebab Lupus

Alasan yang tepat untuk autoimun yang abnormal yang menyebabkan lupus masih belum diketahui. Gen-gen yang diwariskan, viris-virus, sinar ultraviolet, dan obat-obatan mungkin semuanya memainkan peran yang sama. Faktor-faktor genetik meningkatkan kecenderungan mengembangkan penyakit-penyakit autoimun, dan penyakit-penyakit autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis, dan kelainan-kelainan imun tiroid adalah lebih umum diantara saudara-saudara dari pasien-pasien dengan lupus dari pada populasi umum. Beberapa ilmuwan-ilmuwan percaya bahwa sistim imun pada lupus lebih mudah distimulasi oleh faktor-faktor eksternal seperti virus-virus atau sinar ultraviolet. Kadangkala, gejala-gejala lupus dapat dipercepat atau diperburuk oleh hanya suatu periode yang singkat dari ekspose pada matahari.
Juga diketahui bahwa beberapa wanita dengan SLE dapat mengalami perburukkan dari gejala-gejalanya sebelum periode-periode haidnya. Peristiwa-peristiwa ini, bersama dengan dominasi SLE pada wanita, menyarankan bahwa hormon-hormon wanita memainkan suatu peran yang penting pada ungkapan dari SLE. Hubungan hormon ini adalah suatu area yang aktif dari studi-studi oleh ilmuwan-ilmuwan yang sedang berjalan.
Baru-baru ini, penelitian telah mendemontrasikan bukti bahwa suatu kunci kegagalan enzim untuk membuang sel-sel yang mati dapat berkontribusi pada pengembangan SLE. Enzim DNase1, umumnya mengeliminasi apa yang disebut "sampah DNA" ("garbage DNA") dan puing-puing sel-sel lainnya dengan mencincang mereka menjadi fragmen-fregmen kecil untuk memudahkan pembuangan. Peneliti-peneliti mematikan gen-gen DNase1 pada tikus-tikus. Tikus-tikus itu kelihatannya sehat pada waktu lahir namun setelah enam sampai delapan bulan, mayoritas dari tikus-tikus tanpa DNase1 menunjukkan tanda-tanda dari SLE. Jadi, suatu mutasi genetik didalam suatu gen yang dapat mengganggu pembuangan sampah sel-sel tubuh mungkin terlibat dalam permulaan dari SLE.

Lupus yang diinduksi oleh Obat

Lusinan dari obat-obatan telah dilaporkan memicu SLE; bagaimanapun, lebih dari 90% dari lupus yang disebabkan oleh obat terjadi sebagai suatu efek sampingan dari satu dari enam obat-obat berikut: hydralazine (digunakan untuk tekanan darah tinggi), quinidine dan procainamide (digunakan untuk aritmia/irama jantung abnormal), phenytoin (digunakan untuk epilepsi), isoniazid [(Nydrazid, Laniazid), digunakan untuk TBC/tuberculosis], d-penicillamine (digunakan untuk rheumatoid arthritis). Obat-obat ini diketahui menstimulasi sistim imun dan menyebabkan SLE. Untungnya, SLE yang disebabkan oleh obat jarang terjadi (jumlahnya lebih kecil dari 5% dari SLE diantara semua pasien-pasien dengan SLE) dan umumnya hilang ketika obat-obatnya dihentikan.


Gejala-Gejala dan Tanda-Tanda Lupus

Pada lupus diskoid, secara khas hanya kulit yang terlibat. Kulit yang memerah (skin rash) pada lupus diskoid seringkali ditemukan pada muka dan kulit kepala. Umumnya merah dan mungkin mempunyai batasan-batasan yang menonjol. Rash dari lupus diskoid umumnya tidak sakit dan tidak gatal, namun luka yang meninggalkan parut dapat menyebabkan kehilangan rambut yang permanen. Dengan berjalannya waktu, 5%-10% dari pasien-pasien dengan lupus diskoid dapat mengembangkan SLE.
Pasien-pasien dengan SLE dapat mengembangkan kombinasi-kombinasi yang berbeda-beda dari gejala-gejala dan keterlibatan organ. Keluhan-keluhan yang umum termasuk kelelahan, demam ringan, hilang nafsu makan, sakit otot-otot, arthritis, borok-borok (ulcers) dari mulut dan hidung, rash muka ("butterfly rash"), kepekaan yang tidak biasa terhadap sinar matahari (photosensitivity), peradangan dari lapisan yang mengelilingi paru-paru (pleuritis) dan jantung (pericarditis), dan sirkulasi yang miskin ke jari-jari tangan dan jari-jari kaki dengan ekspose pada hawa dingin (Raynaud's phenomenon).
Keterlibatan organ yang lebih serius dengan peradangan terjadi di otak, hati/liver, dan ginjal. Sel-sel darah putih dan faktor-faktor pembeku darah juga dapat berkurang pada SLE, dengan demikian meningkatkan risiko dari infeksi dan perdarahan.
Lebih dari separuh pasien-pasien dengan SLE mengembangkan suatu rash muka yang khas merah dan rata pada jembatan hidungnya. Karena bentuknya, dia seringkali disebut sebagai "butterfly rash" dari SLE. Rash ini tidak sakit dan tidak gatal. Rash muka bersama dengan peradangan pada organ-organ lain dapat dipercepat atau diperburuk oleh ekspose pada sinar matahari, suatu kondisi yang disebut photosensitivity. Photosensitivity ini dapat didampingi oleh perburukkan dari peradangan diseluruh tubuh, disebut suatu "nyala api (flare)" dari penyakit.
Kebanyakan dari pasien-pasien dengan SLE akan mengembangkan arthritis selama perjalanan penyakitnya. Arthritis pada SLE umumnya melibatkan pembengkakkan, sakit, kekakuan, dan bahkan deformasi dari sendi-sendi kecil tangan, pergelangan-pergelangan, dan kaki-kaki. Kadangkala, arthritis dari SLE dapat meniru yang dari rheumatoid arthritis (penyakit autoimun lainnya).
Peradangan dari otot-otot (myositis) dapat menyebabkan sakit otot dan kelemahan. Peradangan dari pembuluh-pembuluh darah (vasculitis) yang mensuplai oksigen ke jaringan-jaringan, dapat menyebabkan luka yang terisolasi pada suatu syaraf, kulit, atau suatu organ internal. Pembuluh-pembuluh darah disusun dari arteri-arteri yang memberikan darah yang kaya oksigen ke jaringan-jaringan tubuh dan vena-vena yang mengembalikan darah yang oksigennya sudah dihabiskan dari jaringan-jaringan ke paru-paru. Vasculitis dikarakteristikkan oleh peradangan dengan kerusakkan pada dinding-dinding dari berbagai pembuluh-pembuluh darah. Kerusakan itu menghalangi sirkulasi darah keseluruh pembuluh-pembuluh dan dapat menyebabkan luka pada jaringan-jaringan yang disuplai oleh pembuluh-pembuluh.
Peradangan dari lapisan paru-paru (pleuritis) dan dari jantung (pericarditis) dapat menyebabkan sakit dada yang tajam. Sakit dada ini diperburuk oleh batuk, tarik napas yang dalam, dan perubahan-perubahan posisi tubuh tertentu. Otot jantung sendiri jarang dapat menjadi meradang (carditis). Juga telah ditunjukkan bahwa wanita-wanita muda dengan SLE mempunyai suatu risiko yang meningkat signifikan dari serangan-serangan jantung dari penyakit arteri koroner.
Peradangan ginjal pada SLE dapat menyebabkan kebocoran dari protein kedalam urin (air seni), penahanan cairan, tekanan darah tinggi, dan bahkan gagal ginjal. Dengan kegagalan ginjal, mesin-mesin diperlukan untuk membersihkan darah dari racun-racun yang terakumulasi pada suatu proses yang disebut dialysis.
Keterlibatan dari otak dapat menyebabkan perubahan-perubahan pribadi, kelainan-kelainan pemikiran (psychosis), seizures, dan bahkan koma. Kerusakkan pada syaraf-syaraf dapat menyebabkan kekebasan, kesemutan (tingling), dan kelemahan dari bagian-bagian tubuh yang terlibat atau kaki dan tangan. Keterlibatan otak disebut cerebritis.
Banyak pasien-pasien dengan SLE mengalami kerontokkan rambut (alopecia). Seringkali, ini terjadi secara simultan dengan suatu peningkatan aktivitas penyakitnya.
Beberapa pasien-pasien dengan SLE mempunyai Raynaud's phenomenon. Pada pasien-pasien ini, suplai darah ke jari-jari tangan dan jari-jari kaki menjadi terganggu atas ekspose pada udara dingin, menyebabkan pucat, perubahan warna kebiru-biruan, dan sakit pada jari-jari tangan dan kaki yang terekspose.

Mendiagnosis Lupus

Karena pasien-pasien dengan SLE dapat mempunyai suatu variasi yang besar dari gejala-gejala dan kombinasi-kombinasi berbeda-beda dari keterlibatan organ, tidak ada satu tes yang menetapkan diagnosis dari lupus sistemik. Untuk membantu dokter-dokter memperbaiki ketepatan diagnosis dari SLE, sebelas kriteria ditetapkan oleh American Rheumatism Association. Sebelas kriteria ini dihubungkan erat dengan gejala-gejala yang didiskusikan diatas. Beberapa pasien-pasien yang dicurugai mempunyai SLE mungkin tidak akan pernah mengembangkan cukup kriteria untuk suatu diagnosis yang pasti. Pasien-pasien lain mengakumulasi cukup kriteria hanya setelah pengamatan yang berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Ketika seseorang mempunyai empat atau lebih dari kriteria-kriteria ini, diagnosis SLE sangat dianjurkan. Meskipun demikian, diagnosis SLE dapat dibuat dalam beberapa tata cara pada pasien-pasien dengan hanya beberapa dari kriteria-kriteria klasik ini. Dari pasien-pasien ini, sejumlahnya mungkin kemudian mengembangkan kriteria-kriteria lain, namun banyak yang tidak pernah melakukannya.
11 kriteria yang digunakan untuk mendiagnosis lupus sistemik eritematosus (systemic lupus erythematosus) adalah:
  • malar (diatas pipi muka) "butterfly" rash
  • discoid skin rash: kemerahan yang setengah-setengah yang dapat menyebabkan luka parut (scarring)
  • photosensitivity: rash kulit sebagai reaksi pada ekspose sinar matahari
  • borok-borok lapisan lendir (mucus membrane ulcers): borok-borok dari lapisan mulut, hidung atau tenggorokan
  • arthritis: dua atau lebih pembengkakkan dan sendi-sendi yang lunak dari kaki-kaki dan tangan-tangan
  • pleuritis/pericarditis: peradangan dari jaringan pelapis sekeliling jantung atau paru-paru, umumnya dihubungkan dengan sakit dada dengan bernapas
  • kelainan-kelainan ginjal: jumlah-jumlah abnormal dari protein urin atau gumpalan-gumpalan dari elemen-elemen sel disebut casts
  • iritasi otak (brain irritation): dimanifeskan oleh gangguan hebat (seizures, convulsions) dan/atau psychosis
  • Kelainan-kelainan perhitungan darah: jumlah yang rendah dari sel-sel darah putih atau darah merah, atau platelets
  • immunologic disorder: tes-tes imun yang abnormal termasuk antibodi-antibodi anti-DNA atau anti-Sm (Smith), tes darah untuk syphilis yang positif palsu, antibodi-antibodi anticardiolipin, lupus anticoagulant, atau positive LE prep test
  • antinuclear antibody: tes positif antibodi ANA
Sebagai tambahan pada 11 kriteria ini, tes-tes lain dapat membantu dalam mengevaluasi pasien-pasien dengan SLE untuk menentukan keparahannya dari organ yang terlibat. Ini termasuk tes-tes rutin dari darah untuk mendeteksi peradangan (contohnya, suatu tes disebut sedimentation rate), tes kimia darah, analisa langsung dari cairan internal tubuh, dan biopsi-biopsi jaringan. Kelainan-kelainan pada cairan-cairan tubuh dan contoh-contoh jaringan (ginjal, kulit, dan biopsi-biopsi syaraf) dapat lebih lanjut mendukung diagnosis dari SLE. Prosedur-prosedur tes yang memadai untuk pasien dipilih secara individu oleh dokter.

Perawatan Lupus sistemik

Tidak ada penyembuhan yang permanen untuk SLE. Tujuan dari perawatan adalah untuk meringankan gejala-gejala dan melindungi organ-organ dengan mengurangi peradangan dan/atau tingkat aktivitas autoimun didalam tubuh. Banyak pasien-pasien dengan gejala-gejala ringan mungkin tidak memerlukan perawatan atau hanya pemberian sebentar-sebentar dari obat-obat antiperadangan. Mereka yang dengan penyakit yang lebih serius melibatkan kerusakan pada organ-organ internal mungkin memerlukan dosis-dosis tinggi dari corticosteroids dalam kombinasi dengan obat-obat lain yang menekan sistim imun tubuh.
Pasien-pasien dengan SLE memerlukan lebih banyak istirahat selama periode-periode waktu penyakit aktif. Peneliti-peneliti melaporkan bahwa kualitas tidur yang miskin adalah suatu faktor signifikan pada pengembangan kelelahan pada pasien-pasien dengan SLE. Laporan-laporan ini menekankan kepentingan untuk pasien-pasien dan dokter-dokter untuk menunjuk pada kualitas tidur dan efek dari depresi yang melatarbelakanginya, kurang latihan, dan strategi-strategi yang melingkupi perawatan diri atas kesehatan keseluruhan. Selama periode-periode ini, latihan yang diresepkan secara hati-hati masih tetap penting untuk memelihara kesehatan otot dan cakupan pergerakan dari sendi-sendi.
Nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAIDs) membantu dalam mengurangi peradangan dan sakit pada otot-otot, sendi-sendi, dan jaringan-jaringan lain. Contoh-contoh dari NSAIDs termasuk aspirin, ibuprofen (Motrin), naproxen (Naprosyn), dan sulindac (Clinoril). Karena respon individu pada NSAIDs berbeda-beda diantara pasien-pasien, adalah umum untuk seorang dokter untuk mencoba berbeda-beda NSAIDs untuk mencari satu yang paling efektif dengan paling sedikit efek-efek sampingan. Efek-efek sampingan yang paling umum adalah gangguan perut, sakit abdomen, borok-borok (ulcers), dan bahkan perdarahan borok. NSAIDs umumnya diminum dengan makanan untuk mengurangi efek-efek sampingan. Kadangkala, obat-obat pencegah borok-borok ketika meminum NSAIDs, seperti misoprostol (Cytotec), diberikan secara simultan.
Corticosteroids lebih kuat/manjur dari pada NSAIDs dalam mengurangi peradangan dan memugar kembali fungsi ketika penyakit aktif. Corticosteroids terutama berguna ketika organ-organ internal terlibat. Corticosteroids dapat diberikan secara oral, disuntikkan langsung kedalam sendi-sendi dan jaringan-jaringan lain, atau dimasukkan melalui urat nadi (intravenously). Sayangnya, corticosteroids mempunyai efek-efek sampingan yang serius jika diberikan dalam dosis tinggi untuk periode-periode waktu yang panjang, dan dokter akan mencoba untuk memonitor aktivitas dari penyakit dalam rangka untuk menggunakan dosis terendah yang aman. Efek-efek sampingan dari corticosteroids termasuk penambahan berat badan, penipisan dari tulang-tulang dan kulit, infeksi, diabetes, muka yang bengkak, katarak, dan kematian (necrosis) dari sendi-sendi besar.
Hydroxychloroquine (Plaquenil) adalah suatu obat antimalaria ditemukan terutama efektif untuk pasien-pasien SLE dengan kelelahan, penyakit kulit dan sendi. Efek-efek sampingan termasuk diare, gangguan perut, dan perubahan-perubahan pigmen mata. Perubahan-perubahan pigmen mata adalah jarang, namun memerlukan pengawasan (monitoring) oleh seorang dokter mata (ophthalmologist, spesialis mata) selama perawatan dengan Plaquenil. Peneliti-peneliti telah menemukan bahwa Plaquenil mengurangi secara signifikan frekwensi dari gumpalan-gumpalan darah abnormal pada pasien-pasien dengan SLE sistemik. Lebih dari itu, efeknya kelihatannya tidak tergantung dari penekanan imun, menyiratkan bahwa Plaquenil dapat bekerja langsung mencegah darah menggumpal. Kerja yang mempesona ini menyoroti suatu alasan yang penting untuk pasien-pasien dan dokter-dokter untuk mempertimbangkan Plaquenil, terutama untuk pasien-pasien yang berada pada beberapa risiko dari gumpalan-gumpalan darah didalam vena-vena dan arteri-arteri, seperti yang dengan antibodi-antibodi phospholipid (cardiolipin antibodies, lupus anticoagulant, dan VDRL positif palsu). Ini berarti tidak hanya bahwa Plaquenil mengurangi kesempatan untuk mengembang kembali dari SLE, namun itu dapat juga menguntungkan dalam pengenceren darah untuk mencegah penggumpalan darah yang berlebihan secara abnormal.
Untuk penyakit kulit yang resisten, obat-obat antimalarial lainnya, seperti chloroquine (Aralen) atau quinacrine, dipertimbangkan dan dapat digunakan dalam kombinasi dengan hydroxychloroquine. Obat-obat alternatif untuk penyakit kulit termasuk dapsone dan retinoic acid (Retin-A). Retin-A seringkali efektif untuk suatu bentuk seperti kutil yang tidak umum dari penyakit kulit lupus. Untuk penyakit kulit yang lebih berat, obat-obat peneken kekebalan (immunosuppressive medications) dipertimbangkan seperti dibawah.
Obat-obat yang meneken imunitas (immunosuppressive medications) juga disebut obat-obat cytotoxic. Obat-obat peneken imunitas digunakan untuk merawat pasien-pasien dengan manisfestasi-manifestasi yang lebih berat dari SLE dengan kerusakan pada organ-organ internal. Contoh-contoh dari obat-obat peneken kekebalan termasuk methotrexate (Rheumatrex, Trexall), azathioprine (Imuran), cyclophosphamide (Cytoxan), chlorambucil (Leukeran), dan cyclosporine (Sandimmune). Semua obat-obat peneken kekebalan dapat menekan secara serius jumlah sel darah dan meningkatkan risiko infeksi dan perdarahan. Efek-efek sampingan lainnya adalah khas untuk setiap obat. Contohnya, Rheumatrex dapat menyebabkan keracunan hati, sedangkan Sandimmune dapat menggangu fungsi ginjal.
Dalam tahun-tahun terakhir, mycophenolate mofetil (Cellcept) telah digunakan sebagai suatu obat yang efektif untuk lupus, terutama ketika dihubungkan dengan penyakit ginjal. Cellcept telah berguna dalam membalikkan lupus ginjal yang aktif (lupus renal disease) dan dalam memelihara remisi setelah itu ditetapkan. Profil efek sampingannya yang rendah lebih menguntungkan dibanding obat-obat penekan kekebalan tradisional.
Pada pasien-pasien dengan penyakit otak atau ginjal yang serius, plasmapheresis kadangkala digunakan untuk membuang antibodi-antibodi dan bahan-bahan kekebalan lainnya dari darah untuk menekan kekebalan. Beberapa pasien-pasien SLE dapat mengembangkan tingkat-tingkat platelet rendah yang serius, dengan demikian meningkatkan risiko perdarahan yang berlebihan dan spontan. Karena limpa (spleen) dipercayai sebagai tempat utama dari penghancuran platelet, pembuangan dari limpa secara operasi kadangkala dilaksanakan untuk memperbaiki tingkat-tingkat platelet. Perawatan-perawatan lain termasuk plasmapheresis dan penggunaan dari hormon-hormon pria. Plasmapheresis juga telah digunakan untuk membuang protein-protein (cryoglobulins) yang dapat menjurus pada vasculitis. Tahap akhir kerusakan ginjal dari SLE memerlukan cuci darah (dialysis) dan/atau suatu cangkok ginjal (kidney transplant).
Penelitian baru-baru ini mengindikasikan keuntungan-keuntungan dari rituximab (Rituxan) dalam merawat lupus. Rituximab adalah suatu antibodi yang diinfus melalui urat nadi yang menekan suatu sel darah putih yang tertentu, sel B, dengan mengurangi jumlahnya didalam sirkulasi. Sel-sel B telah ditemukan memainkan suatu peran pusat pada aktivitas lupus, dan ketika mereka ditekan, penyakitnya cenderung menuju remisi.
Pada pertemuan National Rheumatology tahun 2007, ada suatu makalah yang disajikan menyarankan bahwa tambahan makanan dari minyak ikan omega-3 dalam dosis rendah dapat membantu pasien-pasien lupus dengan mengurangi aktivitas penyakit dan kemungkinan mengurangi risiko penyakit jantungk.

Mencegah Aktivitas Lupus

SLE tanpa ragu adalah suatu penyakit yang berpotensi serius dengan keterlibatan banyak sistim-sistim organ. Bagaimanapun, adalah sangat penting untuk mengenali bahwa kebanyakan pasien-pasien dengan SLE menjalankan hidup yang penuh, aktif, dan sehat. Peningkatan-peningkatan secara periodik dalam aktivitas penyakit (flares) umumnya dapat dimanage oleh bermacam-macam obat-obatan. Karena sinar ultraviolet dapat mempercepat dan memperburuk flares, pasien-pasien dengan lupus sistemik harus menghindari ekspose pada matahari. Pelindung matahari dan baju menutupi tangan dan kaki dapat membantu. Pemberhentian obat-obatan dengan tiba-tiba, terutama corticosteroids, dapat juga menyebabkan flares dan harus dihindari. Pasien-pasien dengan SLE berada pada risiko infeksi-infeksi yang meningkat, terutama jika mereka minum corticosteroids atau obat-obat penekan kekebalan. Oleh karenanya, demam apa saja yang tidak diharapkan harus dilaporkan dan dievaluasi.
Kunci menuju keberhasilan memanage SLE adalah kontak dan komunikasi yang reguler, mengizinkan monitor dari gejala-gejala, aktivitas-aktivitas penyakit, dan perawatan efek-efek sampingan.

Lupus mempengaruhi Kehamilan

Pasien-pasien dengan SLE yang menjadi hamil dipertimbangkan sebagai "berisiko tinggi". Wanita-wanita dengan SLE yang hamil memerlukan observasi yang ketat selama kehamilan dan waktu kelahiran. Ini termasuk monitor janin bayi oleh dokter kandungan selama kehamilan. Wanita-wanita ini dapat mempunyai suatu peningkatan risiko keguguran dan dapat mempunyai flares dari SLE selama kehamilan. Kehadiran dari antibodi-antibodi phospholipid, seperti cardiolipin antibodies atau lupus anticoagulant, didalam darah dapat mengidentifikasi pasien-pasien yang berada pada risiko keguguran. Cardiolipin antibodies dihubungkan dengan suatu kecenderungan menuju penggumpalan darah. Pasien-pasien dengan SLE yang mempunyai cardiolipin antibodies atau lupus anticoagulant mungkin memerlukan obat-oba pengencer darah (aspirin dengan atau tanpa heparin) selama kehamilan untuk mencegah keguguran. Perawatan-perawatan lain yang dilaporkan termasuk penggunaan gamma globulin secara intravenous untuk pasien-pasien terpilih dengan sejarah keguguran prematur dan yang dengan elemen-elemen penggumpal darah (platelets) yang rendah selama kehamilan. Wanita-wanita hamil yang mempunyai suatu kejadian penggumpalan darah sebelumnya mungkin mendapat keuntungan dengan penerusan dari pengencer darah sepanjang dan sesudah kehamilan untuk waktu 6 sampai 12 minggu, pada waktu mana risiko penggumpalan berhubungan dengan kehamilan kelihatannya berkurang. Sekarang telah ditemukan bahwa Plaquenil adalah aman untuk digunakan merawat SLE selama kehamilan.
Antibodi-antibodi Lupus dapat dipindahkan dari ibu kepada janin dan berakibat pada penyakit lupus pada bayi ("neonatal lupus"). Ini termasuk pengembangan dari jumlah sel darah merah yang rendah (anemia) dan/atau sel darah putih dan platelet, dan skin rash. Persoalan-persoalan dapat juga berkembang pada sistim listrik jantung bayi (congenital heart block). Adakalanya, suatu pemacu jantung untuk jantung bayi diperlukan pada keadaan ini. Neonatal lupus dan congenital heart block lebih umum pada bayi-bayi yang baru dilahirkan dari ibu-ibu dengan SLE yang membawa antibodi-antibodi yang dirujuk sebagai anti-Ro (or SS-A) dan anti-La (or SS-B). (Adalah bijaksana untuk menyadarkan dokter dari bayi yang baru dilahirkan jika ibuya diketahui membawa antibodi-antibodi ini. Risiko dari heart block adalah 2%, risiko dari neonatal lupus adalah 5%.) Neonatal lupus umumnya hilang setelah umur 6 bulan ketika antibodi-antibodi ibunya perlahan-lahan dimetabolisme oleh bayi itu.


Masa Depan Lupus

Keseluruhannya, ramalan untuk pasien-pasien dengan lupus sistemik menjadi lebih baik setiap dekadenya dengan pengembangan dari tes-tes monitor dan perawatan-perawatan yang lebih akurat.
Peranan dari sistim imun dalam menyebabkan penyakit-penyakit menjadi lebih baik dimengerti melalui penelitian. Pengetahuan ini akan diterapkan untuk merencanakan metode-metode perawatan yang lebih aman dan efektif. Contohnya, merevisi cecara lengkap sistim imun dari pasien-pasien denga perawatan-perawatan yang sangat agresif yang secara virtual menghapus sementara sistim imun, sedang dievaluasi. Studi-studi sekarang melibatkan pemberantasan imun dengan atau tanpa penggantian dari sel-sel yang dapat membentuk kembali sistim imun (stem cell transplantation).
Perlu dicatat bahwa pasien-pasien dengan SLE berada pada suatu sedikit banyaknya peningkatan risiko mengembangkan kanker. Risiko kanker adalah paling dramatis untuk kanker-kanker darah, seperti leukemia dan lymphoma, namun juga meningkat untuk kanker payudara. Risiko ini mungkin berhubungan sebagian dengan perubahan sistim imun yang adalah karakteristik dari SLE.
Wanita-wanita dengan SLE kelihatannya berada pada peningkatan risiko penyakit jantung (penyakit jantung koroner) menurut laporan-laporan terbaru. Wanita-wanita dengan SLE harus dievaluasi untuk memperkecil faktor-faktor risiko penyakit jantung, seperti peningkatan kolesterol darah, berhenti merokok, tekanan darah tinggi, dan kegemukan.
DHEA (dehydroepiandrosterone) membantu dalam mengurangi kelelahan, memperbaiki kesulitan-kesulitan berpikir, dan memperbaiki kualitas hidup pada pasien-pasien dengan SLE. Penelitian terbaru mengindikasikan bahwa DHEA telah menunjukkan memperbaiki atau menstabilkan tanda-tanda dan gejala-gejala dari SLE. DHEA umumnya tersedia pada toko-too makanan sehat, apotik-apotik, dan pada banyak toko-toko pangan.
Penelitian yang menonjol telah menunjukkan dengan jelas bahwa obat-obat pencegah kehamilan oral tidak meningkatkan angka flares dari lupus sistemik eritematosus (systemic lupus erythematosus). Penemuan penting ini berlawanan dengan apa yag telah diperkirakan bertahun-tahun. Sekarang kita dapat menenteramkan hati wanita-wanita dengan lupus bahwa jika mereka meminum pil-pil pengendali kelahiran, mereka tidak meningkatkan risiko mereka untuk timbulnya lupus (lupus flares). Catatan: Pil-pil pengendali kelahiran atau obat-obat estrogen apa saja tetap harus dihindari oleh wanita-wanita yang berada pada peningkatan risiko penggumpalan darah, seperti wanita-wanita lupus yang mempunyai antibodi-antibodi phospholipid (termasuk cardiolipin antibody atau lupus anticoagulant).
Individu-individu dengan SLE dapat memperbaiki ramalan (prognosis) mereka baik dengan belajar tentang banyaknya aspek-aspek dari penyakit maupun monitor yang ketat kesehatan mereka dengan dokter-dokter mereka.

sumber: www totalkesehatananda.com

ASMA

Definisi Asma

Asma adalah suatu peradangan kronis dari tabung bronchial (saluran udara) yang menyebabkan pembengkakkan dan penyempitan (constriction) dari saluran-saluran udara. Akibatnya adalah kesulitan bernapas. Penyempitan bronchial umunya dapat dibalikkan baik secara total atau paling sedikit sebagian dengan perawatan-perawatan.
Tabung-tabung bronchial yang beradang kronis mungkin dapat menjadi sangat sensitif pada alergen-alergen (pemicu-pemicu spesifik) atau pengganggu-pengganggu/irritants (pemicu-pemicu nonspesifik). Saluran-saluran dapat menjadi "gugup" dan menetap dalam suatu keadaan kepekaan (sensitivity) yang tinggi. Ini disebut "Bronchial Hyperreactivity" (BHR). Kemungkinan besar ada suatu spektrum dari hiper kereaktifan brochial didalam semua individu-individu. Bagaimanapun, adalah jelas bahwa individu-individu yang menderita asma dan alergi (tanpa asma yang terlihat) mempunyai suatu derajat yang lebih besar dari hiperkereaktifan bronchial dari pada orang-orang yang bukan penderita asma dan alergi. Pada individu-individu yang peka (sensitif), tabung-tabung bronchial lebih mungkin membengkak dan menyempit ketika diskspose pada pemicu-pemicu seperti alergen-alergen (penyebab-penyebab alergi), asap rokok, atau latihan. Diantara penderita-penderita asma, beberapa orang mungkin mempunyai BHR yang ringan dan tidak ada gejala-gejala sedangkan yang lain-lain mungkin mempunyai BHR yang berat dan gejala-gejala kronis.
Asma mempengaruhi orang-orang secara berbeda-beda. Setiap individu adalah unik didalam derajat kereaktifannya pada pemicu-pemicu lingkungan. Ini secara alamiah mempengaruhi tipe dan dosis dari obat-obatan yang diresepkan, yang dapat berbeda-beda dari satu individu ke individu lainnya.

Lingkup Persoalan

Sekarang asma adalah penyakit kronis yang paling umum pada anak-anak, mempengaruhi satu dari setiap 15 anak. Di Amerika utara, 5% dari orang dewasa juga dirundung oleh asma. Keseluruhannya, kira-kira 1 juta orang Kanada dan 15 juta orang Amerika yang menderita dari penyakit ini.
Angka dari kasus-kasus baru dan angka tahunan dari opname rumah sakit untuk asma telah meningkat 30% selama 20 tahun belakangan ini. Bahkan dengan kemajuan dalam perawatan, kematian-kematian karena asma diantara orang-orang muda sudah lebih dari berlipat ganda.

Tabung Bronchial Yang Normal

Sebelum kita dapat menilai bagaimana asma mempengaruhi saluran-saluran udara bronchial, kita perlu pertama-tama melihat dengan singkat pada struktur dan fungsi dari tabung-tabung bronchial yang normal.
Udara yang kita napas kedalam melaui hidung dan mulut masuk melalui pita suara/vocal cords (larynx) dan kedalam pipa udara/windpipe (trachea). Kemudian udara masuk ke paru-paru melalui dua saluran udara yang besar (bronchi), satu untuk setiap paru-paru. Didalam setiap paru-paru bronchi membagi kedalam saluran-saluran udara yang lebih kecil dan lebih kecil lagi (bronchioles), jadi seperti cabang-cabang dari suatu pohon yang dibalikkan. Udara yang dihirup dibawa melalui saluran-saluran udara ini kepada jutaan kantung-kantung udara kecil (alveoli) yang dikandung didalam paru-paru. Oksigen (O2) melewati kantung-kantung udara kedalam aliran darah melalui pembuluh-pembuluh darah yang banyak yang disebut kapiler-kapiler. Dengan cara yang sama, limbah tubuh, carbon dioxide (CO2), dibalikkan ke kantung-kantung udara dan kemudian dihilangkan pada setiap pembuangan napas.
Tabung-tabung bronchial yang normal mengizinkan lewatnya udara yang cepat kedalam dan keluar paru-paru untuk memastikan bahwa tingkat-tingkat dari O2 dan CO2 tetap konstan didalam aliran darah. Dinding-dinding bagian luar dari tabung-tabung bronchial dikellingi oleh otot-otot halus yang mengkerut dan mengendur secara otomatis pada setiap pernapasan. Ini mengizinkan jumlah udara yang diperlukan untuk masuk dan keluar paru-paru untuk mencapai pertukaran yang normal ini dari O2 dan CO2. Pengkerutan dan pengenduran otot-otot halus bronchial dikontrol oleh dua sistim syaraf yang berbeda yang bekerja secara harmonis untuk menjaga supaya saluran-saluran udara ini tetap terbuka.
Lapisan dalam dari tabung-tabung bronchial, disebut bronchial mucosa, mengandung: (1) kelenjar-kelenjar lendir (mucus glands) yang memproduksi hanya secukupnya lendir untuk melumasi saluran-saluran udara dengan baik; dan (2) suatu variasi dari yang disebut sel-sel peradangan, seperti sel-sel eosinophils, lymphocytes, dan mast. Sel-sel ini dirancang untuk melindungi mukosa bronchial (bronchial mucosa) dari mikroorganisme-mikroorganisme, alergen-alergen, dan penggangu-penggangu (irritants) yang kita hirup, dan yang dapat menyebabkan jaringan bronchial membengkak. Ingat, bagaimanapun, bahwa sel-sel yang meradang ini juga adalah pemain penting dalam reaksi alergi. Oleh karenanya, kehadiran dari sel-sel ini didalam tabung-tabung bronchial menyebabkan mereka menjadi target utama untuk peradangan alergi.

Asma Mempengaruhi Pernapasan

Asma menyebabkan suatu penyempitan saluran-saluran udara pernapasan, yang bertentangan dengan pergerakan normal udara yang masuk dan keluar paru-paru. Asma melibatkan hanya tabung-tabung bronchial dan tidak mempengaruhi kantung-kantung udara atau jaringan paru-paru. Penyempitan yang terjadi pada asma disebabkan oleh tiga faktor utama: peradangan (inflammation), kejang broncho (bronchospasm), dan hiperreaktivitas (hyperreactivity).

Peradangan (Inflammations)

Faktor pertama dan paling penting yang menyebabkan penyempitan tabung-tabung bronchial adalah peradangan. Tabung-tabung bronchial menjadi merah, teriritasi, dan bengkak. Peradangan terjadi sebagai tanggapan pada suatu alergen atau pengganggu (irritant) dan berakibat dari aksi penengah-penengah kimia (histamine, leukotrienes, dan lain-lain). Jaringan-jaringan yang meradang menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari lendir yang kental kedalam tabung-tabung. Lendir dapat menggumpal bersama dan membentuk "sumbatan" yang dapat menyumbat saluran-saluran udara yang lebih kecil. Sel-sel khusus alergi dan peradangan (eosinophils dan sel-sel darah putih), yang terkumpul ditempat, menyebabkan kerusakan jaringan. Sel-sel yang rusak ini ditumpahkan kedalam saluran-saluran udara, dengan demikian mengkontribusi pada penyempitan.

Bronchospasm

Otot-otot disekeliling tabung-tabung bronchial mengetat selama suatu serangan asma. Penyempitan otot saluran udara ini disebut bronchospasm. Bronchospasm menyebabkan saluran-saluraan udara menyempit lebih jauh. Penengah-penengah kimia (Chemical mediators) dan syaraf-syaraf didalam tabung-tabung bronchial menyebabkan otot-otot menyempit.

Hyperreactivity (Hypersensitivity)

Pada pasien-pasien dengan asma, saluran-saluran udara yang menyempit dan meradang kronis menjadi sangat peka (sensitif), atau reaktif, pada pemicu-pemicu seperti alergen-alergen, irritants, dan infksi-infeksi. Ekspose pada pemicu-pemicu ini dapat berakibat pada semakin peradangan dan penyempitannya.
Kombinasi dari ketiga faktor ini berakibat pada kesulitan pembuangan napas (breathing out, or exhaling). Hasilnya, udara perlu dikeluarkan dengan paksa untuk mengatasi penyempitan, dengan demikian menyebabkan suara khas mencuit-cuit (wheezing sound). Orang-orang dengan asma juga seringkali batuk dalam suatu usaha untuk mengeluarkan sumbatan lendir yang tebal. Mengurangi aliran udara dapat berakibat pada lebih sedikit oksigen yang lewat kedalam aliran darah dan jika sangat berat, karbon dioksida dapat berbahaya terakumulasi didalam darah.


Kepentingan dari Peradangan

Peradangan, atau pembengkakkan, adalah suatu respon normal dari tubuh terhadap luka atau infeksi. Aliran darah meningkat pada tempat yang terpengaruhi dan sel-sel masuk menyerbu dan menghindari persoalan yang menyerang. Proses penyembuhan telah mulai. Pada umumnya, ketika penyembuhan selesai, peradangan mereda. Kadangkala, proses penyembuhan menyebabkan meninggalkan parut. Persoalan utama pada asma, bagaimanapun, adalah bahwa peradangan tidak dapat dipecahkan sepenuhnya dengan sendirinya. Dalam jangka pendek, ini berakibat pada berulangnya serangan asma. Dalam jangka panjang, itu dapat menjurus pada penebalan yang menetap dari dinding-dinding bronchial, disebut "perubahan bentuk" saluran-saluran udara (airway "remodeling). Jika ini terjadi, penyempitan dari tabung-tabung bronchial dapat menjadi tidak dapat dirubah dan kemampuan reaksi yang miskin terhadap obat-obatan. Oleh karenanya, tujuan-tujuan dari perawatan asma adalah: (1) dalam jangka pendek, mengontrol peradangan saluran udara sehingga mengurangi reaktivitas dari saluran-saluran udara; dan (2) dalam jangka panjang, mencegah perubahan bentuk saluran-saluran udara.
Tanda dari pengaturan asma adalah pencegahan dan perawatan peradangan saluran udara. Kontrol dari peradangan kelihatannya juga akan mencegah perubahan bentuk saluran udara dan dengan demikian mencegah kehilangan yang menetap dari fungsi paru-paru.
Berbagai pemicu-pemicu pada individu-individu yang rentan berakibat pada peradangan saluran-saluran udara. Peradangan yang diperpanjang menginduksi suatu keadaan hiperreaktivitas saluran udara, yang dapat berlanjut pada perubahan bentuk saluran udara (airway remodeling) kecuali dirawat secara efektif.

Pemicu-Pemicu Penyebab Serangan Asma

Gejala-gejala asma dapat diaktifkan atau dijengkelkan oleh banyak unsur-unsur. Tidak semua penderita asma bereaksi pada pemicu-pemicu yang sama. Sebagai tambahan, efek setiap pemicu pada paru-paru berbeda dari satu individu ke individu lainnya. Garis besarnya, kekerasannya dari asma anda tergantung dari berapa banyak unsur-unsur (agents) mengaktifkan gejala-gejala anda dan berapa pekanya paru-paru anda pada mereka. Kebanyakan dari pemicu-pemicu ini dapat juga memperburuk gejala-gejala hidung atau mata.
Pemicu-pemicu dibagi dalam dua katagori:
  • Alergen-alergen ("spesifik")
  • Nonalergen-nonalergen - kebanyakan irritants (nonspesifik)
Sekali saja tabung-tabung bronchial anda menjadi beradang dari suatu ekspose pada alergen, suatu ekspose kembali pada alergen yang menyerang itu sering kali akan mengaktifkan gejala-gejala. Tabung-tabung bronchial yang reaktif ini mungkin juga dapat merespon pada pemicu-pemicu lainnya, seperti latihan, infeksi-infeksi, dan irritant-irritant lainnya. Berikut adalah suatu checklist yang sederhan.
Pemicu-pemicu asma yang umum:

Alergen-Alergen

  • Serbuk sari-serbuk sari musiman
  • Tungau, jamur, binatang dan bagian-bagian serangga sepanjang tahun
  • Makanan, seperti ikan, telur, kacang tanah, kacang-kacangan, susu sapi dan kedele
  • Additives, seperti sulfites
  • unsur-unsur yang berhubungan dengan kerja, seperti latex

Irritant-irritant

  • Infeksi-infeksi pernapasan, seperti yang disebabkan oleh virus selesma, bronchitis, and sinusitis
  • Obat-obatan, seperti aspirin, NSAIDs (nonsteroidal antiinflammatory drugs) lainnya, dan beta blockers (digunakan untuk merawat tekanan darah dan kondisi-kondisi jantung lainnya)
  • Asap rokok
  • Faktor-faktor luar ruangan, seperti asap, perubahan cuaca, dan asap-asap diesel
  • Faktor-faktor dalam ruangan, seperti cat-cat, detergents, deodorants, kimia-kimia, dan minyak wangi-minyak wangi
  • Waktu malam
  • GERD (gastroesophageal reflux disorder)
  • Latihan, terutama dibawah kondisi-kondisi yang dingin dan kering
  • Faktor-faktor yang berhubungan dengan kerja, seperti kimia-kimia, debu-debu, gas-gas, dan logam-logam
  • Faktor-faktor emosi, seperti tertawa, menangis, berteriak, dan keadaan-keadaan yang menyusahkan
  • Faktor-faktor hormon, seperti sindrom premenstrual 

Beragam Muka-Muka Asma - "Diharapkan"

Banyaknya pemicu-pemicu asma yang berpotensi menerangkan sebagian besar cara-cara yang berbeda dimana asma dapat hadir. Pada kebanyakan kasus-kasus, penyakit mulai pada umur kanak-kanak 2 sampai 6 tahun. Pada kelompok umur ini, penyebab asma seringkali dihubungkan pada ekspose pada alergen-alergen, seperti tungau (dust mites), asap rokok, dan infeksi-infeksi virus pernapasan. Pada anak-anak muda, kurang dari umur 2 tahun, asma dapat menjadi sulit didiagnosis dengan kepastian. Mencuit-cuit (wheezing) pada umur ini seringkali mengikuti suatu infeksi virus dan dapat hilang kemudian, tanpa pernah menjurus ke asma. Asma, bagaimanapun, dapat berkembang kembali pada masa dewasa. Asma yang timbul pada masa dewasa lebih sering terjadi pada wanita, kebanyakan paruh umur, dan seringkali mengikuti suatu infeksi saluran pernapasan. Pemicu-pemicu pada kelompok ini umumnya sifatnya nonalergi.

Tipe-Tipe: Asma alergi (extrinsic) dan Asma nonalergi (intrinsic)

Dokter anda mungkin merujuk ke asma sebagai "extrinsic" atau "intrinsic". Suatu pengertian yang lebih baik dari sifat asma dapat membantu menerangkan perbedaan-perbedaan antara mereka. Extrinsic, atau asma alergi (allergic asthma), adalah jauh lebih umum (90% dari semua kasus-kasus) dan secara khas berkembang pada masa kanak-kanak. Kira-kira 80% dari anak-anak dengan asma mempunyai alergi-alergi yang terdokumentasi. Secara khas, ada suatu sejarah alergi-alergi keluarga. Apalagi, kondisi-kondisi alergi lainnya, seperti alergi-alergi hidung atau ekzema (eczema), seringkali juga hadir. Asma alergi seringkali menghilang (go into remission) pada awal kedewasaan. Bagaimanapun, pada 75% dari kasus-kasus, asma kemudian timbul kembali.
Asma Intrinsic mewakili kira-kira 10% dari semua kasus-kasus. Dia umumnya berkembang setelah umur 30 tahun dan secara khas tidak berhubungan dengan alergi-alergi. Wanita-wanita lebih sering terlibat dan banyak kasus-kasus kelihatannya mengikuti suatu infeksi saluran pernapasan. Kondisinya dapat menjadi sulit dirawat dan gejala-gejalanya seringkali kronis dan sepanjang tahun.

Gejala-Gejala dan Tanda-Tanda Khas Asma

Gejala-gejala asma berbeda dari orang ke orang dan didalam individu dari waktu ke waktu. Adalah sangat penting untuk mengingat bahwa banyak dari gejala-gejala ini dapat menjadi tidak kentara dan mirip dengan yang terlihat pada kondisi-kondisi lain. Semua gejala-gejala yang disebut dibawah dapat hadir pada kondisi-kondisi lain pernapasan, dan kadangkala, jantung. Kebingungan yang berpotensi ini membuat identifikasi terjadinya gejala-gejala dan tes-tes diagnostik, menjadi sangat penting untuk mengenali kelainan-kelainan ini.
Empat gejala-gejala utama yang dikenali:
  • Napas yang pendek - terutama dengan pengerahan tenaga atau waktu malam
  • Mencuit-cuit (wheezing) - suatu suara bersiul atau berdesis ketika mengeluarkan napas
  • Batuk - mungkin kronis; umumnya memburuk waktu malam dan waktu awal pagi; dan dapat terjadi setelah latihan atau ekspose pada udara dingin dan kering
  • Dada Sesak - bisa terjadi dengan atau tanpa gejala-gejala diatas

Fakta-Fakta Asma

Asma dikelompokkan berdasarkan pada frekwensi dan beratnya gejala-gejala, atau "serangan-serangan", dan hasil-hasil dari tes-tes fungsi paru-paru.
  • 30% dari pasien-pasien mempunayi gejala-gejala asma yang ringan, sebentar-sebentar (kurang dari dua episode setiap minggu) dengan tes-tes pernapasan yang normal
  • 30% mempunyai gejala-gejala asma yang ringan, gigih (dua atau lebih episode-episode setiap minggu) dengan tes-tes pernapasan yang normal atau abnormal
  • 40% mempunyai gejala-gejala asma yang sedang atau berat, gigih (setiap hari atau terus menerus) dengan tes-tes pernapasan abnormal 

Serangan Asma Akut

Suatu serangan asma akut, atau tiba-tiba, umumnya disebabkan oleh suatu ekspose pada alergen-alergen atau suatu infeksi pernapasan bagian atas. Beratnya dari serangan tergantung dari berapa baiknya asma anda yang mendasarinya dikontrol (merefleksikan berapa baiknya peradangan saluran udara dikontrol). Suatu serangan akut berpotensi membahayakan nyawa karena itu dapat tetap berlangsung walaupun telah digunakan obat-obatan yang biasa digunakan untuk cepat melegakan (inhaled bronchodilators). Asma yang tidak responsif terhadap perawatan dengan suatu inhaler harus mendorong anda untuk segera mencari bantuan medis pada UGD dari rumah sakit terdekat atau tempat praktek spesialis asma, tergantung dari keadaan dan waktu. Serangan-serangan asma tidak berhenti dengan sendirinya tanpa perawatan. Jika anda mengabaikan tanda-tanda peringatan awal, anda membahayakan diri anda pada pengembangan "status asthmaticus".
Fakta Alergi Serangan-serangan asma yang diperpanjang yang tidak merespon pada perawatan dengan bronchodilators adalah suatu keadaan darurat medis. Dokter-dokter menyebut serangan-serangan berat ini "status asthmaticus," dan mereka memerlukan perawatan darurat segera.
Gejala-gejala dari asma berat adalah batuk yang gigih dan ketidakmampuan untuk menyelesaikan kalimat-kalimat penuh atau berjalan tanpa kehabisan napas. Dada anda mungkin terasa sesak dan bibir-bibir anda mungkin mempunyai warna kebiru-biruan. Sebagai tambahan, anda mungkin merasa peradangan, kebingungan, atau suatu ketidakmampuan untuk berkonsentrasi. Anda mungkin membungkukkan pundak-pundak anda, duduk atau berdiri untuk bernapas lebih mudah, dan menegangkan otot-otot perut dan leher anda. Ini adalah tanda-tanda gagalnya sistim pernapasan yang segera terjadi. Pada titik ini, kelihatannya obat-obatan yang dihirup tidak dapat membalikkan proses ini. Suatu ventilator mekanis diperlukan untuk membantu paru-paru dan otot-otot pernapasan. Suatu masker muka atau tabung pernapasan dimasukkan kedalam hidung atau mulut untuk perawatan ini. Bantuan-bantuan pernapasan ini adalah sementara dan dilepaskan segera sesudah serangan mereda dan paru-paru telah cukup pulih untuk memulai lagi pekerjaan pernapasan atas kemampuannya sendiri. Suatu opname singkat di ICU mungkin adalah suatu akibat dari suatu serangan berat yang tidak segera dirawat. Untuk mencegah opname seperti itu, adalah paling baik, pada waktu mulainya gejala-gejala, untuk memulai segera perawatan awal dirumah atau diruang praktek dokter anda.
Fakta Alergi Kehadiran dari wheezing atau batuk sendirinya sebenarnya bukan suatu standar yang dapat diandalkan untuk menilai beratnya suatu serangan asma. Serangan-serangan sangat berat dapat menyumbat tabung-tabung pada suatu tingkat dimana kekurangan udara masuk dan keluar dari paru-paru anda gagal menghasilkan wheezing atau batuk.

Obat-Obatan Untuk Merawat Asma

Kebanyakan obat-obat asma bekerja dengan mengendurkan kejang broncho/bronchospasm (bronchodilators) atau mengurangi peradangan (corticosteroids). Pada perawatan asma, obat-obatan yang dihirup umumnya lebih disukai dari pada tablet atau obat cair yang ditelan (oral medications). Obat-obat yang dihirup bekerja langsung pada permukaan dan otot-otot saluran udara dimana persoalan-persoalan asma dimulai. Penyerapan obat-obat yang dihirup kedalam sisa tubuh adalah kecil. Oleh karenanya, efek-efek samping yang kurang baik lebih sedikit dibanding dengan obat-obat yang diminum (oral medications). Obat-obat yang dihirup termasuk beta-2 agonists, anticholinergics, corticosteroids, dan cromolyn sodium. Obat-obat oral termasuk aminophylline, leukotriene antagonists, dan tablet-tablet corticosteroid.
Menurut sejarah, satu dari obat-obatan pertama ynag digunakan untuk asma adalah adrenaline (epinephrine). Adrenaline mempunyai suatu tindakan awal yang cepat dalam membuka saluran-saluran udara (bronchodilation). Ia masih sering digunakan pada situasi-situasi darurat asma. Sayangnya, adrenaline mempunyai banyak efek-efek sampingan, termasuk denyut jantung yang cepat, sakit kepala, mual, muntah, keresahan, dan suatu rasa panik.
Obat-obat yang secara kimia mirip dengan adrenaline telah dikembangkan. Obat-obat ini, disebut beta-2 agonists, mempunyai keuntungan pelebaran broncho dari adrenaline tanpa banyak dari efek-efek sampinganya yang tidak dikehandaki. Beta-2 agonists adalah inhaled bronchodilators yang disebut "agonists" karena mereka mempromosikan kerja dari beta-2 receptor dari otot-otot dinding bronchial. Receptor ini bekerja dengan mengendurkan dinding yang berotot dari saluran-saluran udara (bronchi), menghasilkan pembesaran broncho (bronchodilation). Kerja pembesaran broncho dari beta- 2 agonists dimulai dalam hitungan menit setelah penghirupan dan berlangsung untuk kira-kira 4 jam. Contoh-contoh dari obat-obatan ini termasuk albuterol (Ventolin, Proventil), metaproterenol (Alupent), pirbuterol acetate (Maxair), dan terbutaline sulfate (Brethaire).
Suatu grup baru dari beta-2 agonists yang kerjanya panjang telah dikembangkan dengan suatu efek yang mendukung durasi dari 12 jam. Inhaler-inhaler ini dapat digunakan dua kali dalam sehari. Salmeterol xinafoate (Serevent) adalah suatu contoh dari kelompok obat-obatan ini. Beta-2 agonists yang bekerja panjang umumnya tidak digunakan untuk serangan-serangan akut. Beta-2 agonists dapat mempunyai efek-efek sampingan, seperti ketakutan, gemetar (tremor), palpitasi atau denyut jantung yang cepat, dan penurunan potassium darah
Sama halnya dengan beta-2 agonists dapat memperbesar saluran-saluran udara, obat-obat beta blocker menghalangi pengenduran dari otot-otot bronchial oleh beta-2 receptors dan dapat menyebabkan penyempitan saluran-saluran udara, memberatkan asma. Oleh karenanya, beta blockers, seperti obat-obat tekanan darah propanolol (Inderal), dan atenolol (Tenormin), harus dihindari oleh pasien-pasien asma jika dimungkinkan.
Anticholinergic agents bekerja pada tipe-tipe syaraf yang berbeda dari beta-2 agonists untuk mencapai suatu pengenduran dan pembukaan dari jalan lintas saluran udara yang serupa. Kedua grup dari bronchodilator inhalers ini jika digunakan bersama dapat menghasilkan suatu peningkatan efek pembesaran bronchi. Suatu contoh dari anticholinergic agent yang umum dipakai adalah ipratropium bromide (Atrovent). Ipratropium memakan waktu lebih lama untuk bekerja dibandingkan dengan beta-2 agonists, dengan keefektifan puncaknya terjadi dua jam setelah masukan dan bertahan selama enam jam. Anticholinergic agents dapat juga sebagai obat yang sangat membantu untuk pasien-pasien dengan emphysema.
Ketika gejala-gejala asma sangat sulit dikontrol dengan beta-2 agonists, corticosteroids yang dihirup (cortisone) seringkali ditambahkan. Corticosteroids dapat memperbaiki fungsi paru-paru dan mengurangi rintangan saluran udara dengan berjalannya waktu. Contoh-contoh dari corticosteroids yang dihirup termasuk beclomethasone dipropionate (Beclovent, Beconase, Vancenase, dan Vanceril), triamcinolone acetonide (Azmacort), dan flunisolide (Aerobid). Dosis yang ideal dari corticosteroids masih tetap belum diketahui. Efek-efek sampingan dari corticosteroids yang dihirup termasuk suara keparauan, kehilangan suara, dan infeksi-infeksi ragi mulut. Penggunaan awal dari corticosteroids yang dihirup dapat mencegah kerusakan yang tidak dapat dibalikkan pada saluran-saluran udara.
Cromolyn sodium (Intal) mencegah pelepasan dari kimia-kimia tertentu didalam paru-paru, seperti histamine, yang dapat menyebabkan asma. Tepatnya bagaimana cromolyn bekerja untuk mencegah asma masih perlu penelitian lebih lanjut. Cromolyn bukanlah suatu corticosteroid dan umumnya tidak berhubungan dengan efek-efek sampingan yang signifikan. Cromolyn berguna dalam pencegahan asma namun mempunyai efektivitas yang terbatas sekali asma akut mulai. Cromolyn dapat membantu mencegah asma yang dipicu oleh latihan, udara dingin, dan unsur-unsur alergi, seperti dander kucing. Cromolyn mungkin digunakan baik pada anak-anak maupun pada orang-orang dewasa.
Theophylline (Theodur, Theoair, Slo-bid, Uniphyl, Theo-24) dan aminophylline adalah contoh-contoh dari methylxanthines. Methylxanthines diberikan secara oral (melalui mulut) atau dengan suntikan melalui urat nadi (intravenously). Sebelum inhalers menjadi populer, methylxanthines adalah arus utama dari perawatan asma. Kafein yang umumnya ada didalam kopi dan minuman ringan (soft drinks) adalah juga suatu obat methylxanthine! Theophylline mengendurka otot-otot yang mengelilingi jalan lintas udara dan mencegah sel-sel tertentu yang melapisi bronchi (mast cells) dari pelepasan kimia-kimia, seperti histamine, yang dapat menyebabkan asma. Theophylline dapat juga bekerja sebagai suatu diuretic yang ringan, menyebabkan peningkatan pengeluaran air seni. Untuk asma yang sulit dikontrol, methylxanthines tetap dapat memainkan suatu peran yang penting. Tingkat-tingkat dosis dari theophylline atau aminophylline dimonitor secara ketat. Tingkat-tingkat yang berlebihan dapat menjurus pada mual, muntah, persoalan-persoalan irama jantung, dan bahkan serangan jantung. Pada kondisi-kondisi medis tertentu, seperti gagal jantung atau sirosis, dosis-dosis dari methylxanthines dikurangi untuk mencegah tingkat-tingkat darah yang berlebihan. Interaksi obat dengan obat-obat lain, seperti cimetidine (Tagamet), calcium channel blockers (Procardia), quinolones (Cipro), dan allopurinol (Xyloprim) dapat lebih jauh mempengaruhi tingkat-tingkat obat didalam darah.
Corticosteroids diberikan secara oral (melalui mulut) untuk asma berat yang tidak responsif pada obat-obatan yang lain. Sayangnya, dosis-dosis yang tinggi dari corticosteroids untuk periode waktu yang panjang dapat mempunyai efek-efek sampingan yang serius, termasuk osteoporosis, patah/retak tulang, diabetes mellitus, hipertensi, penipisan kulit dan memar-memar, insomnia (sulit tidur), perubahan-perubahan emosi, dan penambahan berat badan
Expectorants membantu mengencerkan lendir-lendir saluran udara, membuatnya lebih mudah untuk membersihkan lendir dengan cara membatuk. Potassium iodide umumnya tidak digunakan dan mempunyai efek-efek sampingan yang berpotensi untuk jerawat, peningkatan air liur, hives, dan persoalan-persoalan tiroid. Guaifenesin (Entex, Humibid) dapat meningkatkan produksi cairan didalam paru-paru dan membantu mengencerkan lendir-lendir, namun juga dapat menjadi suatu irritant saluran udara untuk beberapa orang.
Sebagai tambahan pada obat-obat bronchodilator untuk pasien-pasien dengan asma atopik (atopic asthma), menghindari alergen-alergen atau irritant-irritant lainnya bisa menjadi sangat penting. Pada pasien-pasien yang tidak dapat menghindari alergen-alergen, atau yang gejala-gejalabya tidak dapat dikontrol oleh obat-obatan, suntikan-suntikan alergi dipertimbangkan. Keuntungan-keuntungan dari suntikan-suntikan alergi (desensitization) dalam pencegahan asma masih belum ditetapkan dengan kuat. Beberapa dokter masih kuatir dengan risiko dari anaphylaxis, yang terjadi pada satu dari 2 juta dosis yang diberikan. Suntikan-suntikan alergi umumnya paling menguntungkan anak-anak yang alergi pada tungau-tungau (house dust mites). Keuntungan-keuntungan lain dapat terlihat pada serbuk-serbuk sari dan dander binatang.
Pada beberapa pasien-pasien asma, penghindaran dari aspirin, atau NSAIDs lainnya (umumnya digunakan pada perawatan peradangan arthritis) adalah penting. Pada pasien-pasien lain, perawatan yang memadai dari aliran balik dari asam lambung (esophageal reflux) mencegah iritasi dari saluran-saluran udara. Langkah-langkah untuk mencegah esophageal reflux termasuk obat-obatan, menurunkan berat badan, perubahan-perubahan diet, dan berhenti merokok, kopi, dan alkohol. Contoh-contoh dari obat-obatan yang digunakan untuk mengurangi reflux termasuk omeprazole (Prilosec) dan ranitidine (Zantac). Pasien-pasien dengan persoalan-persoalan reflux berat yang menyebabkan persoalan-persoalan paru-paru mungkin memerlukan operasi untuk memperkuat esophageal sphincter dalam rangka mencegah acid reflux (fundoplication surgery). Untuk keterangan lebih lanjut silahkan baca artikel tentang penyakit Gastroesophageal Reflux .